KEPRITANJUNG PINANGWISATA BUDAYA

Melayu Adalah “BANGSA AKHIR ZAMAN”

×

Melayu Adalah “BANGSA AKHIR ZAMAN”

Share this article
Pentas Seni, Festival Bahari Kepri 2016. (Foto : Munsyi Bagus Utama)

– Pentas Seni, Festival Bahari Kepri (FBK) 2016.

TANJUNGPINANG (SK) — Sebagian orang ada yang mengatakan Melayu adalah salah satu suku yang ada di Indonesia. Tapi jika di kaji lebih mendalam sebagian lagi mengatakan Melayu adalah Bangsa, dan merupakan Bangsa Akhir Zaman, seperti apa yang dikatakan Fahmi yang merupakan Ketua Komunitas “Dendang Anak” dari Penyangat.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

“Melayu itu bukan hanya suku bang, tapi adalah bangsa. Karena Melayu itu identik dengan Islam, terdiri dari huruf arab : Mim, Lam,Ya dan Wau,” kata Fahmi kepada Sijori Kepri, tanpa menjelaskan secara spesfik makna huruf-huruf tersebut sebelum tampil di acara Pentas Seni, di lokasi Melayu Square, tepi laut, Senin, (24/10/2016), malam.

BACA JUGA :  Nurdin Promosikan "FESTIVAL BAHARI KEPRI" di Depan 32 Dubes

Fahmi menjelaskan, bahwa jika Laksmana Hang Tuah mengatakan “Takkan Melayu Hilang di Bumi/Dunia” itu benar. Karena selagi Islam masih ada maka Melayu tetap ada karena Melayu itu Identik dengan Islam. Disamping itu, kalau kita lihat kembali sejarah Sultan/Raja-Raja, Melayu merupakan nasab keturunan para Nabi.

BACA JUGA :  Sambut Ramadhan, SD Duta Al Azhar “GELAR PENTAS SENI”

“Abang tahukan kalau Sang Sapurba itu keturunan Nabi Sulaiman, terus ke Bintan lanjut keturunannya ke Tumasek terus ke Melaka dan terakhir Sultan Mahmud Mangkat Dijulang. Kemudian penggantinya Sultan Abdul Jalil ,yang sebelumnya merupakan Bendahara Kesultanan Johor hingga ke Riau lingga. Sementara kita tahu, Sulthan Abdul Jalil itu anak dari Tun Habib Abdul Majid, yang merupakan keturunan Rasulullah,” jelas Fahmi.

Ketua Dendang Anak ini juga, menceritakan bahwa kata “Dendang Anak” diambil dari buku Sejarah Melayu “Tulalatus Salatin” dan baru berdiri dua bulan yang lalu.
Fahmi juga mengatatakan bahwa misi mereka adalah mempersatukan Melayu sebagai bangsa. Makanya lanjut Fahmi, penampilan kami lebih mengutamakan adab, yaitu lelaki tidak menari berpasangan dengan perempuan, kemudian ada pencak silatnya dan lebih banyak lagu-lagu yang tujuannya bermunajat kepada Allah Subhanahu Wataala.

BACA JUGA :  Tanjungpinang City Expo, Pawai Budaya dan Pentas Seni APEKSI Berlangsung Meriah

Ketika Sijori Kepri bertanya tentang biaya, Fahmi menjelaskan, mereka belum pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah, karena masih baru. (SK-MU/C)