Scroll untuk baca artikel
KEPRINATUNAPENDIDIKAN

Wabup Ngesti : Indonesia Negara “PREVALENSI STUNTING TERBESAR”

×

Wabup Ngesti : Indonesia Negara “PREVALENSI STUNTING TERBESAR”

Sebarkan artikel ini
Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti, didampingi Kadisdikpora Natuna, Suherman, dan narasumber Yohana, membuka Sosialisasi Pendidikan Keluarga pada 1.000 HPK di Kabupaten Natuna. (Foto : Bernard Simatupang)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Wabup Ngesti : Indonesia Negara “PREVALENSI STUNTING TERBESAR”
– Kelima di Dunia.

SIJORIKEPRI.COM, NATUNA — Stunting atau kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Riset kesehatan dasar tahun 2013 menyatakan bahwa sekitar 37 persen (hampir 9 juta) anak Balita di Indonesia mengalami stunting.

Hal ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Natuna, Dra Hj Ngesti Yuni Suprapti M.A, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Natuna, Suherman S.H, dalam sambutannya sekaligus membuka secara resmi Sosialisasi Pendidikan Keluarga pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di Kabupaten Natuna Tahun 2018, yang diselenggarakan di Aula SMAN 1 Bunguran Timur, Jalan Pramuka – Ranai, Selasa, (30/10/2018) pagi.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Dirjen PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Natuna.

Wabup Ngesti, mengatakan, Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di dunia. Balita yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan yang tidak maksimal, sehingga anak menjadi rentan terhadap penyakit yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.

“Kegiatan ini sangat baik, saya mendukung sepenuhnya dan menghimbau kepada seluruh peserta, baik Unsur Pemerintah Desa, Tim Penggerak PKK Desa, dan Kepala Satuan PAUD untuk melanjutkan sosialisasi ini di desanya masing-masing,” ujar Ngesti.

“Saya juga berharap tumbuhkan inisiatif pencegahan stunting melalui pemberdayaan dana desa dan sumber dana lain, sebagai komitmen meningkatkan tekad dan semangat kita semua untuk meningkatkan kualitas anak bangsa di masa mendatang,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Natuna, Suherman, dalam laporannya mengatakan, tujuan sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perwakilan masyarakat desa tentang pendidikan keluarga, mendorong masyarakat desa untuk memperkuat pendidikan keluarga pada 1000 Hari Pertama Kehidupan di wilayah masing-masing.

“Kemudian memberi materi pengasuhan positif, materi keterlibatan orang tua dan pengelola pendidikan keluarga di satuan pendidikan,” tuturnya.

“Adapun sasaran kegiatan adalah, Unsur Pemerintahan Desa 70 orang, Kepala PAUD 60 orang, dan PKK Desa 70 orang dengan jumlah keseluruhan 200 orang,” jelasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Kasi Kemitraan Direktorat Pendidikan Keluarga Dirjen PAUD Dikmas Kemendikbud, Yohana (nara sumber), Sekretaris Disdikpora Natuna, Tabranizal, Ketua TP-PKK Natuna, Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah Natuna, para Kepala Desa, dan para peserta sosialisasi. (nard)

Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti, didampingi Kadisdikpora Natuna, Suherman, narasumber Yohana, dan Peserta Sosialisasi Pendidikan Keluarga pada 1.000 HPK di Kabupaten Natuna. (Foto : Bernard Simatupang)

Share and Enjoy !

Shares
Shares