KARIMUNKEPRI

Warga Desa Kundur “TOLAK TAMBANG PASIR DARAT”

×

Warga Desa Kundur “TOLAK TAMBANG PASIR DARAT”

Share this article
Dari kiri : Basri, Ari, Taufik dan Igut. (Foto : Ist)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Warga Desa Kundur “TOLAK TAMBANG PASIR DARAT”

SIJORIEPRI.COM, KARIMUN — Warga Desa Kundur, Dusun I, Kecamatan Kundur Barat, Kabupaten Karimun, menolak aktivitas sebuat perusahaan tambang pasir, yang menurut informasi warga adalah PT ECM, yang akan melakukan penambangan pasir darat di wilayah tempat tinggal mereka.

Pasalnya, jika penambangan itu jadi dilakukan, maka daerah tempat tinggal mereka yang tidak ditambang, akan terkena imbasnya, yaitu kehilangan sumber air. Adapun daerah yang akan ditambangi dan yang akan terkena dampak adalah RT 1, 2,3,4, dan 5.

Tokoh pemuda di Kundur Barat, Jumari, yang akrab dipanggil Igut dan Taufik, kepada media ini mengatakan, bahwa sebagian besar warga menolak keberadaan perusahaan tambang pasir tersebut. Kalaupun ada yang menerima, hanya sebagian kecil saja. Kurang lebih 70 persen menolak.

BACA JUGA :  Tokoh Pemuda Kundur Barat “PROMOSIKAN PANTAI MUKALIMUS”

“Kalau dengan masyarakat saja masih bermasalah, bagaimana izinnya bisa keluar,” kata Igut, Minggu, (26/08/2018).

Menurut Igut dan Taufik, mereka sudah menyampaikan hal ini kepada salah satu angota DPRD Kepri di Komisi III, dan rencananya akan mendatangi lokasi yang akan dilakukan penambangan tersebut. Bahkan mereka akan menyurati Gubernur, dan akan menjumpai Gubernur dan Wakil Gubernur.

Begitu juga Taufik, yang nyata-nyata tinggal di RT 5, yang berhampiran dengan RT 4, (daerah yang rencananya akan dilakukan penambangan pasir, red).

“Saat ini yang tanahnya sudah dibeli oleh PT tersebut adalah daerah RT 4, yang kebanyakan tidak tinggal di daerah tersebut. Ada yang di Batam, dan lainnya. Tentu mereka tidak merasakan efek dari penambangan tersebut. Bagaimana kami yang tinggal disana. Kami tetap akan menolak,” tegas Taufik.

BACA JUGA :  Pemkab Bintan Akan Bangun “RUMAH TAHFIDZ”

Lanjut Taufik, kurang lebih ada 50 hektar yang sudah dibeli, dan diperkirakan akan lebih besar lagi. Sebagian yang punya orang luar, (tidak tinggal di lokasi yang akan ditambang), sehingga tidak ada peduli dengan keseimbangan alam disitu.

Sambung Taufik, pembebasan lahan sudah lama, dan saat ini sudah ada alat berat, kira-kira habis lebaran yang lalu.

“Herannya, masyarakat masih banyak yang menolak, tapi perusahaan penambanag sudah masukkan alat-alat berat,” katanya aneh.

Disamping itu, menurut Taufik, ada hal lain yang perlu disoroti terkait penambangan pasir darat ini. Jika sampai jadi ditambangi, nanti kalau sudah mencapai kedalaman 30 meter, bisa-bisa bukan hanya pasir saja yang tersedot, timah juga bisa ikut tersedot alat.

BACA JUGA :  Wagub Kepri “TERIMA KEDATANGAN” Pemuda Sawang, Kundur Barat

“Sebagai contoh yang pernah terjadi di daerah Mata Air (semacam kampung), ada yang tak sampai 20 meter, sudah ada yang ketemu timah. Ini perlu diperhatikan pemerintah,” katanya.

Tokoh pemuda lainnya, Basri mengatakan, kalau perusahaan ingin membangun apa saja di Kundur, silahkan saja, apakah bangun pasar, pelabuhan, atau di daerah tersebut mau dijadikan perkebunan industri juga boleh.

“Tapi kalau untuk digali, ditambangi, lubang sana, lubang sini, itu namanya merusak. Kami tidak mau kampung kami dirusak orang luar. Kami akan menjaga kampung kami. Silahkan bangun apa saja, tapi jangan bikin rusak,” katanya dengan lantang, dan diaminkan Ari, serta pemuda lainnya. (Wak Tung)