BINTANKEPRI

200 Hektar Lahan Kebun Kurma “DISIAPKAN di BINTAN”

×

200 Hektar Lahan Kebun Kurma “DISIAPKAN di BINTAN”

Share this article
Saat Sarwito berkunjung ke Kebun Kurma di Thailand. (Foto : Ist)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]

200 Hektar Lahan Kebun Kurma “DISIAPKAN di BINTAN”
– Diawali Lahan Percontohan.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

SIJORIKEPRI.COM, BINTAN — Perkembangan tekhnologi pertanian saat ini membuat kita akan tercengang. Karena saat ini Kurma tiak hanya bisa tumbuh di tanah Arab saja yang geologisnya gurun pasir, tapi kini Kurma sudah bisa tumbuh di daerah tropis, setelah dilakukan penelitian kultur jaringan di Inggris, yang bibitnya semuanya betina.

Oleh sebab itu, tak heran kalau di Thailand sudah bisa tumbuh, dan saat itu menjadi primadona, karena bisa juga dijadikan destinasi wisata, yaitu Argo Wisata. Saat ini juga dikembangkan di Indonesia, karena memiliki kurtur tanah yang sama dengan Thailand.

BACA JUGA :  Berantas Nyamuk Aedes "DINKES LINGGA LAKUKAN FOGGING" di Pancur

Diawali kesuksesan di Thailand, kini di Indonesia juga sudah ditanam Kurma, seperti di Jonggol, di Bogor, bahkan juga di Riau. Nah, saat ini kita jangan ketinggalan, dan di Bintan ini lahannya cukup bagus.

Demikian dikatakan Pengelola Koperasi Syariah Bintan, Sarwito S.Ag (Wito), di lahan yang sudah disiapkan untuk perkebunan Kurma, yaitu di KM 42, Lome, Sabtu, (18/08/2018).

“Dan saat ini di Bintan, lebih kurang 200 Ha lahan sudah disiapkan untuk perkebunan Kurma jenis Barhee, yang merupakan hasil penelitian di Inggris, dan bibitnya semuanya betina. Namun penanamannya dilakukan bertahap, yakni dimulai 100 Ha dulu,” ungkap Wito.

Nantinya, sambung Wito, dalam perkembangannya, warga akan bekerja sama dengan koperasi yang dikelolanya. Warga akan diberi kesempatan untuk memiliki/menanam Kurma tersebut dengan lahan 20 M X 30 M, dengan cara kontan atau menyicil. Lahan tersebut berisikan 6 pohon Kurma.

BACA JUGA :  Pemkab Lingga Alokasikan Rp 100 juta Buat Operasional Awal Desa Persiapan Buyu

“Sementara untuk proses penanaman, pemupukan, perawatan dan lainnya, dilakukan oleh koperasi, dengan merekrut tenaga yang sudah dididik, mulai dari awal penanaman hingga panen, sedangkan warga tinggal terima hasilnya,” terang Wito.

“Saat ini, kita baru memulai dengan bibit percontohan. Lubang-lubang yang baru digali ini, adalah untuk penanaman bibit Kurma percontohan. Nanti setelah itu, baru kita akan mensosialisasikan kepada warga masyarakat,” terangnya lagi.

Untuk diketahui, lanjut Wito, Kurma ini umurnya cukup panjang, yakni sekira 90 hingga 100 tahun. Jadi bisa dijadikan semacam investasi.

BACA JUGA :  Warga Perumahan Buana Garden Sei Beduk Terjangkit Positif Covid-19

“Kalau seperti yang saya lihat langsung waktu berkunjung di Thailand, satu pohon kurma bisa memiliki belasan tandan, dan satu tandan bisa mencapai 15 Kg,” ungkapnya.

Kata Witu, coba bayangkan kalau 6 (enam) pohon yang dimiliki warga. Jangankan dinilai dengan harga Thailand, jika dinilai dengan harga yang disesuaikan dengan Indonesia saja, hasilnya sangat menjanjikan.

“Pertahunnya bisa berpotensi menghasilkan hingga kurang lebih Rp 90 juta,” ucapnya semangat.

Untuk saat ini, mengenai harga per kaplingnya masih dikalkulasikan, disesuaikan dengan keadaan, dan masih menunggu setelah proses penanaman kurma percontohan hingga selesai. (WakTung)