5 Kapal Yacht Peserta Sail Karimata “TIBA di LINGGA”

oleh
Ilustrasi : Kapal Yacht. (Foto : www.sail-world.com)

LINGGA (SK) — Rombongan peserta Sail Karimata 2016 tiba di Desa Penuba, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga. Setelah tiba di Desa tersebut, para peserta mendapat sambutan yang meriah dari panitia Festival Bunda Tanah Melayu dan masyarakat. Untuk sementara ini baru 5 kapal yang tiba di Desa Penuba dari 30 buah yang akan labuh jangkar. Namun akibat cuaca buruk membuat beberapa Kapal Yacht masih tertunda dan masih dalam perjalanan.

“Awalnya 30 total Kapal Yacht yang akan labuh jangkar Penuba, tapi cuaca buruk baru lima kapal yang tiba di Penuba,” ungkap, Amran, panitia penyambutan peserta sail, Minggu, (23/10/2016).

Bagi peserta Sail yang telah labuh jangkar, kata Amran, langsung kita ajak untuk naik kedaratan yang disambut dengan tarian pencak silat yang diiringi gendang melayu, setelah agenda penyambutan, para peserta diajak turut serta meramaikan sejumlah permainan rakyat.

“Para pesera kita ajak mengikuti permainan rakyat seperti, mancing botol, lomba anyam ketupat, lomba kaki tiga, serta permainan lainnya,” terangnya.

Paul, salah seorang peserta Sail Karimata asal Australia dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia Festival Bunda Tanah Melayu dan seluruh masyarakat yang telah menyambut rombongan dengan kehangatan, serta keramah tamahan, kami telah lama berlayar dan telah beberapa kali keliling dunia, Indonesia memiliki bahari yang sangat indah.

“Indonesia adalah negara yang ramah tamah, dan alam yang dimiliki Indonesia sangat luar biasa dibandingkan dengan tempat lain, karena kami sudah berkeliling selama tiga bulan di Indonesia, dan banyak kota yang telah kami singgahi seperti Bali, Lombok, Bangka hingga sampai ditempat ini,” paparnya.

Khusus untuk Lingga, Paul mengaku sangat antusias. Hal ini bukan saja karena alamnya yang asri dan masih alami, namun Lingga memiliki masyarakatnya yang sehat, lincah, serta ramah dan inilah yang membuat kami tersenyum, karena sungguh sangat berbeda dengan Australia, meski negara kita bertetangga. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas keistimewaan hari ini, kami juga mengapresiasi kerja instansi pemerintah setempat yang telah memberikan pelayanan cukup baik, terutama pelayanan imigrasi, pengawalan laut, dan penyediaan logistik di titik labuh jangkar Lingga.

“Kami merasa seperti menjadi orang yang penting, apalagi saat acara penyambutan, panitia memakaikan tanjak (tengkolok-Red) khas melayu di kepala. Saya merasa kepala lebih besar, namun saya merasa seperti orang penting,” pungkasnya. (SK-Pus)

 

Share and Enjoy !

Shares

No More Posts Available.

No more pages to load.