LINGGA

9 Tradisi Unik Pada Perayaan Imlek

×

9 Tradisi Unik Pada Perayaan Imlek

Share this article

LINGGA (SK) — Ada 9 Tradisi unik yang mempunyai makna pada perayaan Imlek, yang berhasil dihimpun SijoriKepri, Dari berbagai sumber tokoh warga keturunan Tionghoa, Senin (8/2/2016).

1. Membersihkan rumah

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Biasanya, Sehari sebelum perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa akan bersama-sama membersihkan rumah, dan tradisi ini merupakan sebagai simbol buang sial serta membuka keberuntungan, dan biasanya tepat saat perayaan tahun baru China, menyapu rumah merupakan hal yang pantang dilakukan, karena menurut kepercayaan, hal ini akan membuang rejeki atau keberuntungan.

2. Mendekorasi rumah

Sesudah membersihkan rumah, selanjutnya rumah warga Tionghoa akan didekorasi menjelang perayaan Imlek tiba, seperti pintu, jendela, akan dicat ulang serta ditempeli kertas yang bertulisan kalimat yang baik, untuk dekorasi ini biasanya sangat identik dan dominan dengan warna merah, karena warna merah pada rumah melambangkan sesuatu yang sejahtera dan kuat, serta membawa keberuntungan.

3. Pakaian dan sepatu baru

Selain itu, menjelang Imlek juga membeli pakaian dan sepatu baru, serta menggunting rambut, pakaian baru yang dikenakan pada hari Imlek biasanya juga berwarna merah atau warna terang lainnya, karena warga Tionghoa percaya pentingnya menjaga tampilan dan sikap baru yang optimis untuk menghadapi masa depan, dengan harapannya, masa depan tetap terang dengan kemakmuran dan rezeki.

BACA JUGA :  Abun Berbagi Paket Imlek Kepada Warga Kurang Mampu

4. Melunasi atau mengurangi hutang

Melunasi atau mengurangi hutang, juga salah satu tradisi yang dilakukan oleh warga Tionghoa menjelang imlek, hal ini bertujuan agar pada tahun berikutnya, mereka tidak terbebani oleh hutang.

5. Tradisi Bagi-bagi Angpao

Salah satu tradisi yang juga sangat melekat pada Imlek adalah memberikan angpau, dan angpau diambil dari bahasa Hokkian yang mempunyai arti, Ang (merah) dan pau (bingkisan/amplop), warna merah dipilih pada angpao karena dalam kebudayaan Tionghoa, sebagai simbol kebaikan dan kesejahteraan. Warna ini juga dipercaya mampu membawa kebahagiaan dan semangat yang bersumber pada nasib baik, membagikan angpao pada saat Imlek, berkaitan dengan berbagi rezeki dan kesejahteraan, bagi warga tionghoa yang sudah berkeluarga akan memberikan rezeki kepada orang tua dan anak-anaknya, begitu juga bagi yang sudah cukup mampu, harus berbagi rezeki dengan yang tidak mampu, namun, sebaliknya bagi warga tionghoa yang belum berkeluarga, suatu pantangan bagi mereka untuk memberikan angpao.

6. Liong Naga dan Barongsai

Tradisi lain yang wajib dilakukan saat perayaan Imlek adalah barongsai, dan barongsai merupakan sebuah tarian khas China, tarian tradisional China ini dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari dua orang dengan memakai kostum menyerupai singa, karena singa adalah simbol hewan yang diyakini memiliki daya magis dalam kebudayaan China, menurut tradisi dan kepercayaan warga Tionghoa, barongsai dipercaya dapat menolak bala dan melimpahkan rejeki, barongsai tidak saja berbentuk singa, namun, ada yang berbentuk Naga, untuk barongsai Naga satu timnya lebih dari dua orang, dan barongsai ini berasal dari masa Dinasti Chin – sekitar abad ke tiga sebelum Masehi.

BACA JUGA :  Jelang IMLEK, Tiket Ferry Tujuan Dabo Habis

7. Menyajikan makanan khusus Imlek

Hidangan yang disajikan pada saat perayaan imlek, biasanya terdiri dari 12 macam masakan dan 12 macam kue, hal ini melambangkan 12 Shio, seluruh hidangan kemudian didoakan bersama-sama dengan keluarga, dan makanan tersebut masing-masing mempunyai makna tersendiri.

8. Makan Ikan dan Pantangannya

Memakan ikan khusus juga salah satu tradisi yang tidak dilupakan oleh warga tionghoa saat imlek, jadi jangan heran, jika harga ikan tertentu harganya bisa melambung ketika mejelang imlek, untuk di Kepulauan Riau (Kepri), ikan yang dipilih adalah ikan Dingkis, (sebagian orang dan di Kabupaten Lingga menyebut ikan ini, ikan Lingkis-Red) karena menurut informasi, ikan Dingkis atau Lingkis hanya terdapat di Kepri, dipilihnya ikan dingkis oleh warga tionghoa Kepri, karena satu-satunya ikan yang bertelur di malam-malam menjelang pergantian tahun dalam kalender lunar, fase bertelur itu terjadi hanya sekali dalam setahun, Hanya ikan dingkis yang tengah menyimpan telur itulah yang paling dicari dan diminati serta paling mahal harganya.

BACA JUGA :  Sabtu, Polres Laksanakan Razia Patroli Cipta Kondisi

Namun, bagi warga tionghoa di daerah lainnya, ada juga yang menggunakan ikan Bandeng sebagai sajian saat imlek, karena memakan ikan tertentu adalah simbol kebahagiaan dan keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa, ada yang unik dalam tradisi memakan ikan ini, biasanya ikan yang dihidangkan saat memakannya tidak boleh dibalik, jadi, kalau bagian atasnya sudah habis, tidak boleh mengambil daging di sisi lainnya dengan membalik ikan, karena menurut tradisi, ikan juga tidak boleh dihabiskan sekaligus pada hari itu, melainkan disisakan untuk keesokan harinya, hal ini melambangkan nilai tambah untuk tahun berikutnya.

9. Pantang makan bubur

Hal yang paling menarik pada saat perayaan Imlek adalah, bagi masyarakat tionghoa dilarang makan bubur, karena menurut tradisi para warga keturunan Cina, bubur adalah simbol kemiskinan, karena itu, saat perayaan Imlek, mereka dilarang keras untuk memakan bubur. (SK-Pus)

Kemeriahan Tahun Baru China (Foto: Taqorrub)
Kemeriahan Tahun Baru China (Foto: Taqorrub)
Pak Ayun, sempat tiga kali memimpin PSMTI Kabupaten Lingga (Foto: Puspandito)
Pak Ayun, sempat tiga kali memimpin
PSMTI Kabupaten Lingga (Foto: Puspandito)