KEPRITANJUNG PINANG

Agung Mulyana Janji Harga Beras Akan Turun

×

Agung Mulyana Janji Harga Beras Akan Turun

Sebarkan artikel ini

TANJUNGPINANG (SK) — Harga sembako khususnya beras yang belakangan ini mengalami kenaikan, menimbulkan reaksi dari Pejabat Gubernur Kepri Ir Agung Mulyana, yang berhasil ditemui tim Sijori Kepri dalam sebuah upacara ziarah nasional, di Makam Pahlawan, KM 5, Tanjungpinang, Senin, (9/11/2015).

Dalam hal ini, Agung berjanji, secepat mungkin pihaknya akan berusaha menurunkan harga beras di Provinsi Kepulauan Riau pada Rakergub yang akan diadakan tanggal 11 November di Jakarta, khususnya Kota Tanjungpinang. Ia juga berujar harga sembako lain akan coba diturunkan juga, terutama harga beras yang menjadi bahan pokok bagi masyarakat Tanjungpinang.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Tanggal 11, kami semua Rakergub berangkat ke Jakarta untuk menemui Presiden dan beberapa Menteri, dan akan membahas tentang masalah beras ini. Undangan sudah ada. Intinya masalah Pilkada, tapi saya akan menanyakan tentang beras ini. Kita tidak minta banyak kok hanya 20 ribu ton dari kuota 1,1 juta ton yang tersedia,” ujar Agung.

Pantauan tim Sijori Kepri dilapangan, situasi yang terjadi di Pasar Bintan Centre KM 9 Tanjungpinang mengenai harga bahan pokok terutama beras dan gula harganya naik. Harga beras yang mulai naik dengan rata-rata naik Rp 1000 hingga Rp 3000 per Kg nya. Dalam hal ini juga terjadi kenaikan pada harga gula yang naik berkisar Rp 1000.

Masyarakat juga turut berkomentar dari kenaikan harga beras yang melanda Kota Tanjungpinang dan mengapresiasikan sikap Pjt Gubernur Kepri yang berupaya menurunkan harga beras, dan barang sembako lainnya.

“Iya di pasar, beras yang saya beli naik Rp 2000, kalau gini takutnya makin lama makin naik harga berasnya,” ujar Dini salah satu ibu rumah tangga.

“Sempat dengar sih tanggapan Pak Gubernur kalau harga beras diupayakan turun. Iya semoga beneran bisa turun, kasian rakyat kecil seperti kami,” ujar Mega ibu rumah tangga yang dijumpai saat berkunjung ke pasar.

Weni Ajak Pemerintah dan Instansi Terkait Dengarkan Keluhan dan Jeritan Masyarakat Kepri
– Terkait Mahalnya Harga Beras di Kepri.

Sebelumnya, Anggota DPRD Kepri Hj Yuniarni Pustoko Weni SH, mengatakan, sehubungan dengan ditutupnya kran import beras dari luar negeri belakangan ini, membuat stock beras di Provinsi Kepri kian menipis, sehingga membuat harga beras dipasaran melonjak. Seharusnya, ada kebijakan khusus dari pemerintah pusat, karena kalau mengharapkan beras lokal atau dari dalam negeri, bisa krisis beras di Kepri ini, Tanjungpinang, Rabu, (20/10/2015).

Anggota DPRD Kepri Hj Yuniarni Pustoko Weni SH.(Photo : Dedi Yanto)
Anggota DPRD Kepri Hj Yuniarni Pustoko Weni SH.
(Photo : Dedi Yanto)

“Seharusnya ada kebijakan yang diusulkan daerah atau Gubernur mengenai masalah kebutuhan sembilan bahan pokok. Bukan hanya beras saja, tetapi juga kebutuhan lainnya seperti gula dan lain-lain,” tuturnya.

Menurut Weni, kalaulah di Kepri ini aturannya diberlakukan sama dengan daerah lain di Pulau Jawa, bisa gawat darurat kebutuhan pokok kita. Dan diharapkan semua pihak, khususnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi harus bisa mendengarkan keluhan dan jeritan masyarakat, dan juga Bea Cukai yang memiliki otoritas terhadap barang-barang tersebut, untuk tidak kaku dan melakukan pengawasan, tetapi mengakibatkan dampak negatif kepada masyarakat.

“Guna adanya pemerintah dan instansi atau lembaga pemerintah lainnya maupun aparat hukum harus mampu dan dapat memberikan rasa aman dan nyaman, serta dapat melindungi masyarakat yang mengalami permasalahan dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam memperoleh kebutuhan pokok masyarakat. Apalagi yang berkaitan terhadap bahan-bahan kebutuhan hidup. Kita jangan menutup mata dan tanpa harus mengabaikan aturan perundang-undangan, tetapi semua itu ada bentuk toleransi dan melihat faktor sejarah,” ujar Weni.

“Karena Kepri ini dari zaman sebelum kemerdekaan sudah ada hubungan dagang dengan Singapore atau dulu di kenal dengan nama Tamasik,” ungkapnya.

Dikatakan Weni, harga beras lokal atau dari jawa jauh lebih mahal dari pada beras rembesan dari Batam atau beras dari Singapore. Kita tidak boleh menutup mata untuk hal ini.

“Mari kita duduk satu meja dalam menyelesaikan masalah pemenuhan kebutuhan bahan pokok di Kepri ini,” pintanya.

Weni juga memberikan contoh dan perbandingan antara harga Beras A3 import Rp 8000,- per Kilogramnya dengan beras Domestik Rp.13.000,- dan Gula import Rp.9.000-9.500,- lebih murah jika dibandingkan Gula domestik Rp.13.000 per kilogramnya.

“Dimana letak keadilan untuk masyarakat, dan dimana letaknya untuk kesejateraan masyarakat kalau harga barang domestik lebih mahal dari beras import atau luar. Dan ini pemerintah pusat harus tahu kondisi ini. Termasuk bapak-bapak dari Bea Cukai juga pasti sangat tahu dan saya yakin mereka pun mengkonsumsi beras dan gula dari luar, karena disamping kualitasnya lebih bagus dan harga juga lebih murah,” pungkasnya.

Sebagaimana yang diatur dalam Permendag No.19/2014, Import beras dapat dilakukan untuk keperluan atau kepentingan stabilisasi harga, penanggulangan keadaan darurat, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin, serta kerawanan pangan.

Import beras dilakukan dengan masa satu bulan sebelum panen raya dan dua bulan setelah panen raya. Import beras ini dapat dilakukan oleh Perum Bulog dan perusahaan yang mendapatkan pengakuan sebagai importir beras oleh Menteri. (SK-RM/MHD/C)

LIPUTAN TANJUNGPINANG : RUSMADI DAN M. ISMAIL SALEH

Pjt Gubernur Kepri berbincang dengan Kadinsos Kepri  Edi Rofiano.(Foto : M. ISMAIL SALEH)
Pjt Gubernur Kepri berbincang dengan Kadinsos Kepri Edi Rofiano.
(Foto : M. ISMAIL SALEH)
banner 200x200
Follow