LINGGA (SK) — Sembilan Kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga mengirimkan kafilahnya untuk ikut pada ajang Perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-6 Tingkat Kabupaten Lingga, yang secara resmi dibuka Bupati Lingga, H. Alias Wello, yang ditandai dengan pemukulan beduk, di Kelurahan Raya, Kecamatan Singkep Barat, Senin, (28/03/2016) malam.
Alias Wello, dalam sambutannya, meminta kepada masyarakat Kabupaten Lingga agar selalu memegang teguh dan melaksanakan ajaran agama islam yang menjadi landasan Kabupaten Lingga, yaitu, Bunda Tanah Melayu yang agamis.
Selain kegiatan MTQ, Kabupaten Lingga akan melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, seperti wirid yasin bagi Aparatur Pemerintah yang mana telah di mulai pada malam Jumat lalu, dan itu akan dijadikan agenda tetap di setiap wilayah, di Daik Lingga dilaksanakan di Gedung daerah, nantinya, di Gedung Daerah Dabo Singkep juga akan dilaksanakan hal yang sama.
“Selain itu, juga akan di undang Da’i kondang untuk menambah pengetahuan dan pencerahan, Pemerintah akan memberikan insentif bagi guru ngaji dan juga pada Da’i-Da’i yang berada di Daerah terpencil. Saya berharap, dengan banyaknya kegiatan keislaman serta insentif untuk sektor keagamaan, keimanan umat islam di Kabupaten Lingga akan semakin kuat, kokoh dan memberikan berkah bagi kita semua. Saya mengucapkan selamat berkompetisi bagi peserta, dan selamat bekerja kepada dewan hakim yang bijaksana, semoga usaha kita mendapatkan rahmat dari Allah untuk kita semua,” ucap Alias Wello dalam sambutannya.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kabupaten Lingga, Muhammar Nizar, manyampaikan, dengan membaca Al Quran dan mengamalkannya, kita akan mendapat petunjuk serta menjadi Bunda Tanah Melayu yang Agamis, tentunya kita akan mampu untuk mewujudkan ajaran dan marwah Bunda Tanah Melayu tidak hanya sebatas slogan tetapi aksi nyata.
“Untuk tilawah tingkat anak-anak, kita memang pernah mengukir prestasi, namun, di bidang-bidang lainnya, seperti tilawah remaja dan dewasa, kita belum mampu bersaing dengan Kabupaten/Kota lainnya yang ada di Provinsi kepulauan riau,” ungkapnya.
Kendala untuk membentuk seseorang menjadi Qori dan Qoriah memang sangat banyak, kata Nizar, salah satunya, belum adanya wadah untuk menginap Qori dan Qoriah tingkat remaja maupun dewasa. Meski realita kenyataannya disetiap Kecamatan telah di bentuk LPTQ, namun, mereka hanya belajar sendiri tanpa dibimbing oleh guru yang profesional.
“Kendala lainnya, minat remaja dan dewasa memperdalam tilawah Al Quran semakin terkikis, karena bersaing mempelajari teknologi dan informasi yang semakin menggoda. Selain itu, kurangnya dukungan keluarga untuk membangkitkan belajar agama kepada anak, sehingga jarang sekali kita mendengar untaian lantunan membaca Al Quran disetiap rumah,” paparnya.
Serta, lanjut Nizar, kurangnya apresiasi Imam Masjid senior untuk memberikan kesempatan bagi Qori dewasa untuk menjadi Imam di Masjid maupun Surau. Padahal, pada saat itulah mereka dapat mengembangkan Tilawah Al Quran, dengan bacaan mereka yang merdu akan mampu membawa umat Islam untuk datang ke Masjid untuk sholat berjemaah.
“Kami sangat berharap kepada Lurah dan Kepala Desa dapat mengakomodir harapan-harapan ini, sehingga LPTQ kecamatan juga dapat bekerja dengan maksimal,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, H. Kasiman, dalam laporannya, menerangkan, untuk kegiatan MTQ ke-6 tingkat Kabupaten Lingga Tahun 2016 yang pelaksanaannya di Kelurahan Raya, Kecamatan Singkep barat, Dewan hakim yang kita datangkan dari Provinsi Kepulauan riau sebanyak 11 orang, dan dewan hakim dari Kabupaten Lingga 49 orang.
“Untuk cabang yang di lombakan, yakni, Tartil Quran, Tilawah Anak-anak, Tilawah remaja, Tilawah dewasa, Hibzil Quran, Khotil Quran, Sharhil Quran, Musabaqah ilmiah Quran, Fahmil Quran, dan Lomba Rebana,” unggahnya. (SK-Pus)