TANJUNG PINANG – Calon Gubernur Ansar Ahmad memiliki kenangan mendalam di Tanjung Unggat, kawasan yang bukan hanya tempat kampanye politik, tetapi juga bagian penting dari masa kecilnya. Saat berkampanye secara dialogis di lapangan voli, Tanjung Unggat, Kota Tanjung Pinang, Kamis (17/10/2024) malam, Ansar membagikan kisah-kisah nostalgia masa kecilnya di kawasan tersebut.
Bagi Ansar, Tanjung Unggat adalah tempat bermain yang penuh kenangan bersama sang adik. Mereka sering mengayuh sepeda mengelilingi kawasan laut Hulu Riau di Tanjung Unggat. Salah satu kenangan yang masih melekat di ingatannya adalah ketika ia sering membeli es batu di Kapal Karya Mina untuk kemudian dijual kembali.
“Saya sering membeli es batu di Kapal Karya Mina. Es itu kami potong-potong, kemudian dijual lagi,” ujarnya sambil tersenyum.
Tak hanya itu, Ansar juga mengenang bagaimana ia sering menjual buah-buahan yang dipanen dari pohon-pohon di sekitar rumah mereka di Batu 3. Ia dan adiknya sering diminta oleh sang ibu untuk menjual hasil panen tersebut ke Tanjung Unggat.
“Kalau jambu di rumah kami berbuah, mamak suruh kami jual jambu itu ke Tanjung Unggat. Saya bersepeda dengan adik,” tambahnya mengenang masa-masa itu.
Di tengah cerita-ceritanya yang penuh nostalgia, Ansar juga mengungkapkan kenangan lucu ketika ia pernah dimarahi oleh salah seorang anak buah kapal (ABK) Karya Mina saat membeli es batu.
“Kepala saya diketok,” ungkapnya sambil tertawa, mengenang momen itu.
Namun, momen kecil itulah yang Ansar anggap sebagai bagian dari perjalanan hidupnya yang membentuk dirinya hingga saat ini. “Tapi mungkin itu pula yang menjadikan saya Gubernur,” tutupnya dengan senyuman penuh kenangan.
Cerita masa kecil Ansar Ahmad ini memberikan sisi humanis dalam perjalanannya sebagai figur publik dan calon gubernur, mengingatkan bahwa setiap perjalanan sukses selalu dimulai dari langkah-langkah sederhana. ***