BATAMHEADLINEHUKRIMPOLRI

Bentrok di Rempang: Polisi Buru Oknum Provokator, 3 Karyawan PT MEG Terluka

×

Bentrok di Rempang: Polisi Buru Oknum Provokator, 3 Karyawan PT MEG Terluka

Sebarkan artikel ini
Kapolsek Galang, IPTU Alex Yasral, bersama jajarannya tengah memburu pelaku yang dianggap menyebarkan informasi provokatif terkait bentrok di Pulau Rempang. (Foto : Ist)

BATAM – Kapolsek Galang, IPTU Alex Yasral, mengungkapkan bahwa warga Rempang yang terlibat dalam aksi anarkistis di fasilitas PT Makmur Elok Graha (PT MEG) diduga diprovokasi oleh oknum masyarakat. Saat ini, polisi tengah memburu pelaku yang dianggap menyebarkan informasi provokatif tersebut.

“Ada oknum yang memancing dengan memberi informasi kepada warga bahwa pihak PT MEG bertindak sewenang-wenang,” ujar Alex, Sabtu (21/9/2024). Ia menambahkan bahwa saat ini polisi sedang mendalami siapa sebenarnya yang menyebarkan informasi tersebut.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Lebih lanjut, oknum tersebut juga mengklaim sebagai pemilik lahan dan berjanji akan menghibahkan tanah tersebut kepada warga. “Jadi masyarakat mengatakan mereka menerima hibah dari pemilik lahan,” kata Alex.

Sementara itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam sudah membayarkan hak atas lahan kepada warga dan menyerahkan pengelolaannya kepada PT MEG. Ketika pertemuan berlangsung, bentrokan terjadi antara sekira 50 warga Rempang dan karyawan PT MEG.

“Karena komunikasi di lapangan kurang baik, terjadilah gesekan antara kedua belah pihak. Ada korban baik dari pihak masyarakat maupun PT MEG, dan saat ini masing-masing pihak sedang menempuh jalur hukum,” jelas Alex.

Alex juga menegaskan bahwa situasi di Pulau Rempang pada dasarnya aman, namun ada pihak yang memanipulasi informasi sehingga memicu ketegangan. “Situasi di Rempang sebenarnya aman, hanya saja dipanas-panasi oleh pihak-pihak tertentu hingga terjadi masalah ini,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan warga untuk tidak mudah terpengaruh oleh berita simpang-siur dan hoaks yang banyak beredar terkait konflik di Pulau Rempang.

Dalam bentrokan tersebut, tiga karyawan PT MEG mengalami luka-luka. Direktur Utama PT MEG, Nuraini Setiawati, menyatakan bahwa pihaknya bertindak membela diri setelah diserang puluhan warga. “Akibat tindak kekerasan tersebut, Hardin mengalami luka dalam dan retak rahang, Afrizal menderita luka di bawah mata hingga penglihatannya kabur, dan Franklin mengalami luka di kepala,” jelas Nuraini.

Berdasarkan foto yang beredar, Franklin mengalami luka terbuka di kepala akibat benturan benda keras, sedangkan Afrizal memiliki luka menganga di sekitar mata. Ketiga karyawan tersebut telah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama tiga hari.

Nuraini juga menekankan bahwa PT MEG diberi mandat oleh BP Batam untuk mengelola lahan di kawasan Rempang. Sebagian lahan yang telah diserahkan oleh warga kemudian dimanfaatkan oleh PT MEG untuk kegiatan ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat setempat.

Namun, pada Rabu (18/9/2024), puluhan warga mendatangi lahan yang dikelola PT MEG dan meminta mereka untuk meninggalkan lokasi. “Permintaan tersebut kami tolak karena kami menganggap warga yang meminta kami pergi bukan pihak yang berhak atas lahan tersebut,” ujar Nuraini.

Situasi memanas ketika jumlah warga terus bertambah hingga mencapai lebih dari 50 orang, beberapa di antaranya mulai bertindak anarkistis dengan membawa kayu. Konflik pun tak terhindarkan, dan PT MEG terpaksa membela diri saat keselamatan mereka terancam.

Dalam kejadian tersebut, seorang warga bernama Nek Awe alias Hawa juga menjadi korban dan mengalami cedera. Nuraini menegaskan bahwa pihak PT MEG tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap Nek Awe.

Saat ini, baik warga maupun PT MEG tengah menempuh jalur hukum terkait insiden tersebut. ***

banner 200x200
Follow