TANJUNG PINANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengungkapkan bahwa 8 (delapan) kelompok pengeluaran menjadi pemicu utama inflasi di wilayah tersebut selama November 2024.
Kepala BPS Kepri, Margaretha Ari Anggorowati, memaparkan data ini dalam konferensi pers di Tanjung Pinang, Senin (2/12/2024).
“Pada November 2024, Provinsi Kepulauan Riau mengalami inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,89 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,63. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran utama,” ujar Margaretha.
Kelompok Pengeluaran Penyumbang Inflasi
Margaretha menjelaskan bahwa delapan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga tersebut meliputi:
- Makanan, Minuman, dan Tembakau: naik 1,37 persen.
- Pakaian dan Alas Kaki: naik 2,51 persen.
- Kesehatan: naik 4,24 persen.
- Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya: naik signifikan sebesar 8,57 persen.
- Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga: naik 2,68 persen.
- Transportasi: naik 2,27 persen.
- Rekreasi, Olahraga, dan Budaya: naik 0,44 persen.
- Penyediaan Makanan dan Minuman di Restoran: naik 1,41 persen.
“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan kenaikan hingga 8,57 persen,” tambah Margaretha.
Kelompok Pengeluaran yang Alami Penurunan
Namun, ada 3 (tiga) kelompok pengeluaran yang justru mengalami penurunan harga, yakni:
- Pendidikan: turun sebesar 1,84 persen.
- Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan: turun sebesar 0,09 persen.
- Perlengkapan Rumah Tangga: turun sebesar 0,14 persen.
Penurunan harga pada kelompok pendidikan, khususnya, menjadi catatan positif di tengah dinamika ekonomi di Kepri.
Inflasi Month-to-Month dan Year-to-Date
Margaretha juga mengungkapkan bahwa inflasi month-to-month (m-to-m) pada November 2024 tercatat sebesar 0,24 persen, dengan IHK naik dari 106,38 pada Oktober 2024 menjadi 106,63. Sementara itu, inflasi year-to-date (y-to-d) mencapai 1,41 persen.
Menurut Margaretha, data ini mencerminkan stabilitas ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau dengan tingkat inflasi yang terkendali, meskipun ada tekanan dari beberapa kelompok pengeluaran.
“Dengan inflasi yang terkendali, Kepri memiliki peluang untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pemulihan ekonomi di berbagai sektor,” tutupnya. ***