Sijori Kepri, Pekanbaru — Upaya proaktif Pemda Kabupaten Kepulauan Meranti mendorong warganya mengikuti sensus penduduk secara online, mendapat apresiasi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau. Apresiasi tersebut diberikan dalam bentuk Piagam Penghargaan, yang diserahkan langsung oleh Kepala BPS Riau, Misfarudin, kepada Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir, disaksikan Kepala BPS Kepulauan Meranti, Ari Setiadi, di Aula BPS Riau, Rabu, (19/8/2020).
Kepala BPS Riau, Misfarudin, menjelaskan, Meranti masuk dalam lima kabupaten/kota yang diberi penghargaan oleh BPS RI. Alasannya, Meranti masuk tiga besar pencapaian dalam sensus secara online.
“Sudah 45 ribu atau 24,45 persen warga Meranti yang mengikuti sensus secara online. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan berupa partisipasi aktif Pemerintah Daerah dan masyarakat Meranti untuk mewujudkan Indonesia maju melalui satu data,” ungkap Misfarudin, dalam sambutannya.
Sedangkan Kepala BPS Meranti, Ari Setiadi, mengatakan, bahwa Pemda Meranti banyak membantu kegiatan sensus tersebut. Bahkan saat petugas BPS mengunjungi beberapa dinas, seluruh staf dan pejabat dikumpulkan dan diberi pengarahan untuk mengisi sensus online. Seperti saat pihaknya mengunjungi Bappeda, Dinas Perhubungan, Dinas Dukcapil dan Dinas Sosial.
“Dalam sensus penduduk secara online ini, kami sangat terbantu dengan surat edaran yang diterbitkan Pak Bupati kepada dinas-dinas, Camat hingga ke desa-desa, agar masyarakat aktif mengikuti sensus secara online tersebut,” ungkap Kepala BPS Meranti, Ari Setiadi, saat memberikan sambutan.
“Saat rapat koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa, kami juga sangat terbantu,” imbuhnya.
Dia juga berharap Pemkab Meranti tetap mendukung BPS dalam mewujudkan Indonesia Satu Data. Terlebih September mendatang akan dilakukan pendataan ke rumah-rumah (door to door).
Sementara Bupati Irwan sangat berterima kasih penghargaan tersebut. Terlebih dalam upaya mewujudkan Indonesia satu data.
“Kita harus punya data rujukan yg sama. Contohnya data penduduk kita berapa. Selama ini selalu berbeda antara BPS, Dinas Kependudukan, bahkan Bappeda dan KPU. Padahal data sangat penting untuk perencanaan pembangunan. Bagi kami, data ini sangat penting, karena data BPS adalah rujukan nasional,” papar Irwan.
Dia mencontohkan, untuk pengalokasian DAU selalu berpedoman pada data BPS yang selalunya lebih rendah dari data Bappeda.
“Jadi dari segi kepentingan anggaran, data statistik sangat-sangat dibutuhkan,” tambah dia.
Irwan memperkirakan, perbedaan data antar instansi itu khusus di Meranti bisa jadi akibat geografis. Banyak warga yang belum terdata, karena kesulitas akses petugas menuju desa-desa terpencil.
“Ada belasan ribu warga kita yang masih tinggal di daerah-derah yang sulit diakses, terutama komunitas adat terpencil. Juga tingginya mobilitas warga yang bekerja ke Malaysia dan daerah lainnya terutama di Kepri,” tambah dia.
Irwan juga berharap, ada kerjasama penghitungan pertumbuhan ekonomi di daerah per triwulan atau semester.
“Selama ini yang dihitung BPS hanya pertumbuhan ekonomi daerah provinsi. Seharusnya ada juga penghitungan untuk pertumbuhan ekonomi daerah kabupaten, sebab kalau tak diukur kita sulit untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerah,” jelas dia.
Turut hadir Kepala Bappeda Kepulauan Meranti, Azza Faroni, Kadis Kependudukan dan Capil, Hariyandi, Kadis Perhubungan, Aready, Kasat Pol PP, Helfandi, Kabag Ekonomi, Abu Hanifah dan Kabag Humas, Rudi Hasan. Sejumlah pejabat dan staf BPS juga hadir dalam kegiatan, yang dibuat mengikuti protokol kesehatan tersebut. (Jon/R)