BATAM (SK) — Sore hari menjelang Adzan Maghrib Desa Tanjung Beban Kampung Tua Nongsa tempat di dirikannya Posko bagi korban tenggelamnya Kapal TKI dari Malasyia menuju Nongsa, masih ramai di padati orang. Pencarian terhadap korban pun masih terus di lakukan, Rabu, (02/11/2016).
“Dalam penanganannya, pencarian korban di prioritaskan dan harus cepat. Terutama untuk korban yang masih selamat,” ujar Dandim 0316 Batam, Letkol Andreas Nanang Dwi, yang langsung turun ke lapangan begitu mendapatkan informasi.
“Pokoknya begitu mendapat informasi, kami langsung turun untuk membantu pencarian,” ujarnya lagi.
“Kita dari TNI menurunkan kurang lebih 300 personil untuk membantu pencarian di tambah personil dari Polda Kepri, Polresta Barelang, Basarnas, Bea Cukai, BNP4TKI, Pemko dan Lanal Batam. Intinya kita bahu membahu untuk melakukan pencarian agar korban bisa di temukan secepatnya,” tambah Dandim Andreas.
“Untuk menampung para korban yang selamat, sudah di siapkan di Tanjung Bemban Kampung Tua Nongsa. Dan untuk yang meninggal dunia, di siapkan Posko di Nongsa Point,” lanjutnya.
“Data yang di dapat, Kapal itu bermuatan sekitar 98 penumpang di tambah 3 ABK, jadi totalnya 101 orang. Ada 39 orang selamat, terdiri dari 35 orang sehat dan 4 dalam perawatan medis, 18 orang meninggal. Dan sisanya belum di temukan, masih dalam pencarian,” pungkasnya.
Berdasar pada informasi dari salah seorang korban yang selamat, mengatakan bahwa sebelum kapal TKI tersebut tenggelam, kapal sempat mogok dan harus di dorong. Pihaknya juga mengaku telah di mintai sejumlah uang, yang dinyatakan sebagai uang keamanan.
“Sebelum Kapal tenggelam, Kapal itu sempat mogok, harus di dorong. Setelah itu, tidak berapa lama, baru tenggelam. Kami di minta uang keamanan juga sebelumnya,” sebut salah seorang korban selamat. (SK-Nda)