GESER UNTUK BACA BERITA
KEPRIPOLITIK

DPRD Ngotot Usulkan Kenaikan Tunjangan Perumahan

×

DPRD Ngotot Usulkan Kenaikan Tunjangan Perumahan

Sebarkan artikel ini

BATAM (SK) — “Wah nampaknya Wakil Rakyat kita kurang paham dengan derita rakyat Batam seperti kita-kita ini. Betul tak. Kita lagi susah sengsara terhimpit ekonomi. Sembako naik, Kos-kosan naik, listrik naik, air naik, semua naik. Sementara Wakil rakyat kita, tunjangan perumahan pun nak minta naik pula, sungguh terlalu,” ucap Pengurus LSM Rosdiana Silitonga, Batam, Rabu, (18/11/2015).

Digambarkan selanjutnya oleh Rosdiana, bahwa banyak Perusahaan yang tutup, pengangguranpun banyak, lowongan kerja terbatas, kriminalitas meningkat, penyakit hati penyakit badanpun semua jadi kumat tak karuan. Serasa dunia ini sudah akan kiamat saja dan lain sebagainya. Apakah semua ini tidak terpikirkan oleh mereka para wakil rakyat kita.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Usulan kenaikan tunjangan perumahan anggota DPRD di APBD – Perubahan 2015 sudah sempat ditolak oleh Penjabat Gubernur Kepri, namun Wakil rakyat kita tetap saja memasukan lagi usulan tersebut di APBD Murni 2016. Inikan namanya ngotot. Sungguh terlalu. Ya kan ?,” jelas Rosdiana Silitonga yang di iya kan rekan-rekan LSM lainnya.

Dikatakan, usulan kenaikan tunjangan perumahan oleh DPRD Batam dalam anggaran APBD-P ataupun APBD Murni 2016, dinilai beberapa kalangan LSM sebagai tindak tidak peduli kesengsaraan rakyat. Walaupun masalah tersebut disebutnya sudah ada dalam aturan, seperti apa yang telah disampaikan oleh Wakil Ketua Zainal Abidin.

“Wakil rakyat kita minta tunjangan perumahannya naik. Sementara rakyatnya banyak yang tidak punya rumah. Bahkan banyak yang keberatan membayar uang rumah kos. Tempat tinggal di Batam, baik untuk kredit rumah maupun untuk sewa rumah kos tergolong tinggi. Harga rumah mahal banyak tidak terjangkau oleh masyarakat bawah,” jelasnya lagi.

“Jangankan untuk membeli rumah mewah, untuk membeli rumah paling sederhana saja, masyarakat kelas bawah seperti saya, tidaklah mampu. Akhirnya kos saja ataupun sewa saja. Dan itupun di rumah liar agar bisa bayar,” ungkap seorang pekerja bangunan di daerah Batu Aji yang memilih timggal di rumah liar bersama anak dan istri. (SK-Nn)

LIPUTAN BATAM : SURATNO
EDITOR : RUSMADI

 

banner 200x200