BATAM (SK) — Jelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah, hampir rata-rata harga barang kebutuhan di Batam melonjak tinggi, se-olah tiada terkontrol sama sekali. Bukan hanya sembilan bahan pokok atau sembako saja, kenaikan harga barang tersebut, juga terjadi pada harga barang atas kebutuhan lainnya.
Dan semua itu mengakibatkan masyarakat menjerit, terutama mereka masyarakat kalangan menengah ke bawah, yang ber-ekonomi atau berpenghasilan di bawah standar UMK. Apalagi bagi mereka yang notabene berkategori sebagai Keluarga Tidak Mampu atau KTM.
Selain semua itu berakibat pada warga masyarakat yang berlaku sebagai konsumen. Merosotnya perekonomian Batam jelang Ramadhan ini, juga berakibat pada para pelaku usaha. Terutama para pelaku usaha tahunan atau musiman. Seperti para pelaku usaha kue lebaran.
“Ekonomi Batam merosot total. Masyarakat menjerit. Mana Walikota Rudi yaaaa. Harga-harga barang, maupun sembako, maupun pakaian tidak lagi terjangkau. Apa kontrol Disperindag bawahan Walikota Rudi ?,” kata beberapa pedagang kue, mengeluhkan merosotnya ekonomi Batam.
“Sungguh terasa sekali bagi saya dan kawan-kawan para pedagang kue lebaran. Sudah H-6 Lebaran begini, modal jualan pun belum pula dapat. Bagaimana masyarakat tidak menjerit panjang,” kata Jeng Ros, Pelaku Usaha Kue Lebaran, di salah satu Mall di Kawasan Jodoh, Kamis, (30/06/2016).
Rupanya, merosotnya ekonomi Batam, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah Batam. Hal ini juga di rasakan oleh juragan buah, yang juga seorang Pengusaha berkelas, yang tidak lain juga merupakan seorang Wakil Rakyat Kota Batam, H Erizal T SE.
“Ekonomi Batam merosot total, daya beli masyarakat rendah, itu lah jadinya. Abang bangkrut. Susah sekarang duit. Barang dagangan masuk, kalau tak ada yang beli, bagaimanaaaa ? Terasa sama abang sekarang,” kata Erizal, di kantornya, Kamis, (30/06/2016). (SK-Nda)