LINGGA (SK) — Terkait Fitri yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena keterbatasan biaya, mendapat respon dari Garda Terbilang, binaan Bupati Lingga. Hal ini terlihat Fitri yang telah dapat melanjutkan sekolahnya di SMPN 1 Singkep, mengingat wajib belajar 9 tahun memang sudah sepantasnya Fitri dibantu, untuk mewujutkan impiannya untuk melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Salah seorang Tim AWe – Nizar, Rudi Purwonugroho, mengatakan, Fitri harus dapat melanjutkan sekolahnya ke SMP. Untuk itu, kita telah menghubungi pihak keluarga Fitri hari ini, guna mengetahui keadaan yang sebenarnya. Setelah mengetahui masalah sebenarnya, kita langsung menghubungi pihak sekolah. untuk permasalahan Fitri semuanya telah klier, besok Fitri sudah boleh masuk sekolah di SMP Negeri 1 Singkep untuk mengikuti PLS.
“Setelah mengetahui keadaan dari keluarga Fitri, kita langsung menghubungi pihak sekolah, agar Fitri dapat melanjutkan sekolahnya,” ungkapnya, Selasa, (19/07/2016).
Pendidikan bagi anak yang kurang mampu, merupakan salah satu program Garda terbilang, kata lanjut Rudi, memang saat ini tidak mudah melaksanakan secara langsung apa yang tertuang di dalam kartu Garda Terbilang, namun secara bertahap kita akan melaksanakan apa yang telah menjadi komitmen dari AWe – Nizar.
“Memang untuk melaksanakan secara langsung apa yang ada didalam kartu Garda tidak mudah, namun secara bertahap akan dilaksanakan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala sekola SMPN 1 Singkep, Drs Effendi, mengatakan, tidak masalah jika memang Fitri mau masuk dan bersekolah di SMPN 1. Yang paling terpenting minat Fitri untuk bersekolah kuat, serta dapat mengikuti aturang yang telah ditetapkan sekolah dan juga patuh pada guru. Apalagi dengan adanya wajib belajar 9 tahun, memang tidak ada alasan menolak anak yang mau bersekolah.
“Kita terima Fitri agar dapat bersekolah meski PSB telah ditutup, dan kegiatan PLS hanya tinggal satu hari. Kita juga minta Fitri serius bersekolah, sesuai dengan minatnya. Kita tidak mau anak didik kita, sampai putus ditengah jalan. Kita mau Fitri dapat menyelesaikan sekolah menengah ini, jangan sampai baru satu tahun berhenti,” paparnya.
Dari pengakuan Iwan (paman Fitri), kedua orang tua Fitri saat ini bekerja di Batam. Ayahnya adalah seorang nelayan, kadang bekerja sebagai buruh serabutan. Sementara ibunya, bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Sebelumnya, Fitri tinggal bersama kedua orang tuanya, namun karena keterbatasan biaya, Fitri di pindahkan di Dabo Singkep dan menamatkan Sekolah Dasarnya di SDN 017 Telex.
“Karena tidak dapat melanjutkan sekolah, Fitri menjadi pemurung. dia (Fitri-Red) lebih banyak diam. Kadang untuk menghiburnya, bersama anak saya, dia saya bawa ke kebun,” cerita pria 5 anak ini. (SK-Pus)