SIJORIKEPRI.COM, TANJUNGPINANG — Gurindam Research Centre (GRC) minta Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Tanjungpinang memperbanyak kampanye dialogis daripada kampanye terbuka. Tujuannya untuk meminimalisir politik uang dan menjauhkan pesta demokrasi Pemilihan Walikota (Pilwako) dari isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).
Direktur Gurindam Research Centre (GRC), Raja Dachroni, mengatakan, dalam Pasal 4 (1) PKPU Nomor 7 Tahun 2015, Kampanye dilaksanakan berdasarkan prinsip : a. jujur; b. terbuka; dan c. dialogis. Kampanye dialogis merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas demokrasi, dan diharapkan mampu mencerdaskan masyarakat lewat gagasan dan narasi setiap kandidat dalam Pemilukada apabila terpilih nanti.
“Kampanye dialogis adalah cara kandidat dalam konstestasi politik untuk meyakinkan pemilih dengan pendekatan program yang kemudian didialogkan kepada masyarakat melalui beragam saluran, bisa saja temu langsung bersama warga atau melalui media massa atau bisa juga kerjasama dengan kampus–kampus yang ada dan kampanye dialogis bisa mencegah isu SARA dan politik uang (Money Politic, Red) yang rawan ketika Pemilukada digelar,” papar Raja Dachroni, Rabu, (24/01/2018).
Selama ini, kampanye terbuka identik dengan hiburan. Menurutnya ini kurang substansi untuk masyarakat ketika nanti kandidat terpilih. Kampanye dialogis membantu pemilih untuk menimbang pilihannya ke arah rasionalitas berpikir.
“Dalam logika kandidat atau tim sukses yang ada hanyalah cara untuk menang. Namun setelah menang apa yang mereka lakukan nyaris tidak diketahui publik,” terang Alumni Magister Ilmu Politik Universitas Riau ini.
Padahal, pemimpin yang dipilih itu diharapkan mampu menyelesaikan persoalan publik dan menyiapkan warisan prestasi untuk dijalankan kepemimpinan berikutnya.
”Itulah sebabnya perlu dikembangkan kampanye dialogis dan bisa saja difasilitasi KPU bekerjasama dengan media massa, kampus–kampus bahkan kedai kopi sekalipun,” ucapnya. (SK-ZEK)