ANAMBASKEPRI

Gudang Ikan di Anambas “TERBAKAR”

×

Gudang Ikan di Anambas “TERBAKAR”

Share this article
Kebakaran Gudang Ikan milik Kimpong, di Jalan Tamban, samping Pasar Ikan Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan. (Foto : Rohadi)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Gudang Ikan di Anambas “TERBAKAR”

SIJORKEPRI.COM, ANAMBAS — Kebakaran yang di Gudang Ikan milik Kimpong, di RT 01, di Jalan Tamban, samping Pasar Ikan Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Anambas, mengundang ratusan warga memberi pertolongan. Kebakara tersebut terjadi pada, Selasa, (02/10/2018).

Namun kebakaran tidak berlansung lama, hanya berlangsung sekitar 15 menit sudah bisa dijinakan oleh warga bersama tim Damkar Kabupaten Anambas.

Keterangan dari Kabitdamkar Ir Agussupratman, bahwa barang-barang yang terbakar yaitu lemari pembeku es/ Freezer, sebanyak 10 unit. Selain itu, satu buah box ikan kecil dengan kapasitas 60 liter dengan harga 850.000 dan satu box ikan kapasitas 350 liter rusak ringan, Tali, Selang, Kantong Ikan, Timbangan, dan lain-lain akibat terbakar.

BACA JUGA :  KM Sabuk Nusantara 62 "MULAI LAYANI LINGGA"

“Diperkirakan kerugian mencapai berkisar Rp 40 juta,” ungkapnya.

Pemilik gudang tersebut bernama Kempong. Namun Istri Kempong Helin (49), mengatakan, saat di tempat kejadian, disamping Pasar Ikan Tarempa, bahwa diperkirakan kerugian yang dialaminya sebagai pemilik Gudang lebih besar dari yang diperkirakan Kabid Damkar.

“kerugian diperkirakan berkisar Rp 100 juta. Kejadian sekitar setengah dua,” kata Helin.

Terpisah, Jupri, warga sekitar berharap, pengusaha ikan harusnya lebih meningkatkan safety dalam instalasi kabel, setidaknya menggunakan kabel 6 mili, paling kecil 4 mili, dan harus menggunakan MCB setiap tiga Buah freezer.

Jaswir, selaku Manager Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kabupaten Anambas, mengatakan, analisa kajian teknis belum ada yang namanya gara-gara lampu mati terjadinya kebakaran.

BACA JUGA :  Warga Yudowinangun "TENGGELAM di PERAIRAN DOMPAK"

“Tetapi, kalau masalah instalasi kabel, itu baru bisa diduga, begitu juga mengenai colokan mungkin terlalu banyak dipakai/dicolok. Selama ini kebakaran itu terjadi rata-rata konsleting. Makanya kita tekankan harus ada SLO (Sertifikat Layak Operasi) untuk instalasi tersebut,” katanya.

Sementara itu, ia juga menjelaskan sering terjadinya mati lampu diakibatkan jaringan kita sudah menyebar hingga ke Desa Temburun sampai Desa Pesisir Timur dan Kecamatan Siantan Selatan, sehingga banyak Jaringan dibawah pohon. Bisa juga binatang seperti Kalong, Monyet, Tupai, dan lain-lain juga gangguan binatang lainnya, karena kabel tanpa isolasi memang sensitif.

“Kalau kejadian tadi mati lampu, setelah kita telusuri tidak ada kejadian, bisa saja ranting yang rapuh jatuh menimpa kabel tanpa isolasi tersebut,” jelasnya.

BACA JUGA :  ALARM Siapkan 1.000 Massa “DEMO TUNTUT KEADILAN”

Harapan Jaswir sebagai Kepala ULP Anambas, masalah pohon tanaman, kalau bisa tidak dekat degan jaringan dan kalaupun tanaman baru, agar jangan ditanam dekat dengan tiang atau jaringan listrik tegangan tinggi.

“ROW (Jarak Aman) seharusnya tiga meter dari jaringan untuk pohon seperti tanaman masyarakat, supaya seperti tupai jangan sampai bisa meloncat kejaringan tersebut,” terangnya.

Disinggung tanggungjawab terkait jaringan instalasi dalam rumah pelanggan atau di gudang pengusaha, ia mengatakan semua itu adalah tanggung jawab pihak konsuil. Karna pihak PLN tidak bisa ikut campur hal tersebut.

“Jika ada hal-hal kebakaran perlu dipertanyakan ke pihak kunsuil, apakah mengeluarkan SLO sudah dicek fisiknya atau belum,” pungkasnya. (rd/tim)