RIAU

Hingga September 2016 “1.246 WARGA JADI KORBAN” Gigitan Anjing Rabies

×

Hingga September 2016 “1.246 WARGA JADI KORBAN” Gigitan Anjing Rabies

Share this article

RIAU (SK) — Keberadaan anjing liar pengidap rabies di Riau, sangat meresahkan masyarakat di sekitaran Provinsi Riau. Sejak Januari hingga September 2016, tercatat 1.246 warga sudah menjadi korban gigitan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafil SKM MKES, mengatakan, dari jumlah penduduk yang tergigit, tidak semua dapat vaksin anti rabies. Hanya 949 orang yang dapat Vaksin Anti Rabies (VAR), atau sekitar 75,1 persen.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Akibatnya, 3 warga Riau warga meninggal lantaran telat diberi suntik vaksin tersebut. Tiga orang yang meninggal adalah 2 orang warga Pekanbaru dan 1 warga Kabupaten Kuansing.

“Paling banyak di Siak, dengan jumlah 288 orang yang mengalami gigitan. Sudah diberi Vaksin sebanyak 222 orang. Sedangkan di Pekanbaru, ada 198 orang yang digigit, dan diberi vaksin sebanyak 164 orang,” kata Andra, seperti dikutip dari merdeka, Senin, (24/10/2016).

Dikatakan Andra, 2 warga Pekanbaru yang meninggal dunia dikarenakan yang bersangkutan terlambat meminta vaksin kepada petugas kesehatan. Padahal, proses terinfeksinya rabies itu tidaklah cepat, berjarak dua pekan hingga dua tahun.

BACA JUGA :  Bersama Diskominfo Meranti, Sekda Bambang Terima Kunjungan Komisi Informasi Provinsi Riau

“Banyak yang terlalu menganggap remeh gigitan anjing yang berpotensi rabies itu. Makanya, jika ada yang terkena gigitan, diwajibkan secepatnya melapor ke petugas kesehatan untuk diberikan vaksin. Ini gratis, tidak dipungut biaya,” tegas Andra.

Sementara di Kampar, 94 orang tergigit anjing dan semuanya telah diberi vaksin. Sedangkan Pelalawan, 38 orang mengalami gigitan dan sembuh karena diberi vaksin secara keseluruhan. Begitu juga di Rokan Hulu, sebanyak 86 orang yang digigit, dan seluruhnya sudah diberi vaksin.

“Sedangkan di Indragiri Hulu ada 69 orang yang digigit, hanya 53 diberi vaksin. Di Kuansing 55 orang digigit, 51 diberi vaksin. Di Indragiri Hilir 23 orang digigit, 20 diberi vaksin. Dan Bengkalis 101 orang digigit, hanya 50 orang diberi vaksin,” ucap Andra.

Kemudian di Kotamadya Dumai, ada 99 orang mengalami gigitan yang juga berpotensi rabies, dan hanya 28 orang yang diberi vaksin. Sedangkan Rokan Hilir 175 orang digigit, yang diberi vaksin 122 orang. Terakhir, kabupaten Kepulauan Meranti, 38 orang digigit, 21 di antaranya sudah diberi vaksin.

BACA JUGA :  Bupati dan Sekda Inhil Hadiri Istighosah Kebangsaan

“Bagi masyarakat yang belum diberi vaksin, segera lah mendatangi Dinas Kesehatan di kota setempat. Karena, stok vaksin tersedia untuk diberikan. Jika terlambat, resikonya akan mengalami rabies hingga kematian,” kata Andra.

Seseorang yang mengalami gejala rabies, akan menunjukkan sikap dan perilakunya sama seperti anjing gila yang terinfeksi rabies. Dia akan takut dengan cahaya, suka di tempat gelap, dan takut air serta selalu mengeluarkan air liur. Setelah memasuki masa-masa kritis, orang tersebut akan sering menggonggong dan selalu merasa haus menjelang kematiannya.

“Ironisnya, saat mengalami haus, air sebanyak apapun tidak akan bisa masuk ke tubuhnya karena tenggorokannya dipenuhi air liur. Bahkan saat gejala itu muncul, tidak ada satupun obat atau vaksin bahkan serum sekalipun untuk menyembuhkannya,” ucap Andra.

Andra mengungkapkan, ada kategori gigitan anjing rabies. Yaitu gigitan risiko tinggi (risti) dan rendah. Gigitan risti itu di 4 titik pada tubuh manusia, pada bagian bahu hingga kepala, ibu jari tangan dan kaki, serta banyaknya titik gigitan anjing.

“Misalnya, seekor anjing gila yang terinfeksi rabies menggigit manusia di lokasi yang bukan rawan atau bukan risiko tinggi, namun terdapat banyak gigitan, itu juga dikategorikan berbahaya. Harus secepat-cepatnya diberikan vaksin bahkan serum,” imbuh Andra.

BACA JUGA :  Baru Bekerja Sehari, Warga Bengkalis Ini Lakukan Pencurian di Tempat Kerjanya di Selat Panjang

Selain itu, orang yang sudah mengalami gejala hingga terinfeksi rabies juga akan menularkan hal yang sama seperti anjing rabies. Untuk itu, orang terinfeksi rabies harus diikat dan jangan sampai menggigit yang akan menularkan rabies kepada orang lain.

Perbedaan Vaksin antirabies dengan serum antirabies dan jumlah suntikannya terhadap orang yang berpotensi hingga mengalami rabies menjadi faktor terpenting untuk membunuh virus tersebut.

Karena satu orang yang terkena gigitan anjing rabies tidak cukup hanya satu suntikan vaksin saja, melainkan 3 hingga 4 suntikan termasuk serum. Vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap rabies, sedangkan serum untuk membunuh rabies itu sendiri.

“Jadi, jumlah suntikan terhadap seseorang yang terinfeksi rabies tergantung seberapa banyak dia membutuhkannya. Dan akan kita lihat, periksa gejalanya sebelum dilakukan vaksin dan serum,” pungkas Andra. [lia]

(Sumber : Merdeka)