KEPRILINGGA

Ini Sebabnya “MINYAK TANAH LANGKA” di Lingga

×

Ini Sebabnya “MINYAK TANAH LANGKA” di Lingga

Sebarkan artikel ini

LINGGA (SK) — Kelangkaan minyak tanah (Mitan) yang terjadi di Kabupaten Linga akhir-akhir ini, mendapat perhatian dari Pemkab Lingga. Setelah dilakukan pengecekan lansung ke agen distributor, diketahui bahwa minyak tanah tersebut kotor karena tercampur dengan solar, jadi tidak dapat di distribusikan. Mitan bersubsidi merupakan salah satu kebutuhan yang masih banyak digunakan, oleh sebagian besar masyarakat di daerah yang berjuluk Bunda Tanah Melayu ini. Mengingat, Daerah ini tidak masuk dalam Daerah yang mendapat konvensi minyak tanah ke LPG.

Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Lingga, Abang Syafril, menyampaikan, untuk mengetahui persoalan terkait kelangkaan minyak tanah ini, pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke agen distributor minyak tanah di Lingga. Pihak Agen menerangkan, terjadinya kelangkaan minyak tanah ini, karena diakibatkan minyak tanah tersebut kotor, karena minyak tanah yang datang tercampur dengan solar, sehingga kotor dan tidak bisa di distribusikan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Kami telah cek ke distributor, bahwa minyak tanah kotor, dan tak dapat di jual. Mungkin, beberapa hari lagi baru diganti,” ungkapnya, kepada awak media, Rabu, (28/09/2016).

Kita memaklumi apa yang dikeluhkan masyarakat tersebut, kata Abang Syafril, namun hingga saat ini Pemerintah memang tidak bisa berbuat banyak, dikarnakan kebutuhan akan minyak tanah tersebut berada di Pemerintah pusat melalui pertamina.

“Solusinya yang ada saat ini, mungkin hanya menunggu minyak tanah baru yang akan datang beberapa hari kedepan. Karena, kelalaian ini ada di SPBU di Tanjung uban,” terangnya.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan BBM, lanjutnya, Bupati telah mengajukan penambahan kuota dan yang akan direalisasikan dalam waktu dekat.

“Kuota bensin sudah ditambah, untuk minyak tanah mungkin sekitar bulan November atau Desember baru bisa diajukan,” paparnya.

Kelangkaan Mitan ini, juga diambil kesempatan oleh para penjual. Mitan yang biasa dijual dengan harga Rp 8 ribu per botolnya, kini ada yang menjualnya hingga Rp 12 per botolnya. Yang paling merasakan langkanya Mitan ini adalah kaum ibu rumah tangga, karena susahnya mencari Mitan tersebut terpaksa mereka membelinya.

“Sekarang ini susah mencari minyak tanah, karena untuk memasak, meski harganya naik, tepaksa kita membelinya, dari pada kita tidak masak,” kata seorang ibu rumah tangga yang enggan menyebutkan namanya. (SK-Pus)

banner 200x200
Follow