TANJUNGPINANG (SK) – Pemuda merupakan generasi yang diharapkan untuk melanjutkan pembangunan bangsa. Oleh sebab itu, inovasi, invensi serta kreatifitas untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat alias Teknologi Tepat Guna (TTG), sangatlah diharapkan untujk menjawab masalah ekonomi masyarakat.
Hal ini yang menjadikan Badan Kesbangpol Kota Tanjungpinang melakukan sosialisasi tetang Peranan Pemuda Dalam Pengembangan akar Rumput (Kasus TTG), yang di laksanakan di Aula SMKN I Tanjungpinang, Jalan Pramuka, dengan menghadirkan nara sumber Arie Sudaryanto yang merupakan Pusbang TTG dari LIPI, di Aula SMKN I Tanjungpinang, Jalan Pramuka, Selasa, (13/12/2016).
Arie menggambarkan bahwa pada paradigma lama kita hanya terfokus dengan produk teknologi luar saja, sementara belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat kita.
“Akhirnya teknologi yang di salurkan tidak tepat guna, terkesan mahal dan tidak menguntungkan,” paparnya di depan utusan SMK dan Perguruan Tinggi Tanjungpinang.
Jadi menurut Arie, kita mencari dulu akar rumput permasalahan yang terjadi di masyarakat, agar teknologi yang dihasilkan nanti bener-benar efektif, efisien, murah, dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat, bahkan menambah penghasilan.
Namun, ia tidak menafikkan ada beberapa fakta yang menjadi kendala di masyarakat untuk terwujudnya TTG ini, diantaranya kurangnya keterampilah dalam meningkatkan nilai tambah, kemudian masyarakat lebih bersifat kunsumtif dari pada memiliki budaya produktif.
“Ditambah lagi dengan belum optimalnya pembangunan yang berbasis kearifan/potensi lokal daerah,” tuturnya.
Arie juga mengharapkan kepada para pemuda Indonesia khususnya di Kepri, agar jangan kalah dengan luar negeri, karena terkadang dari penemuan teknologi yang dipromosikan selalu ada kekurangan dan kelemahan. Oleha karena itu, tambahnya kita harus punya inovasi dan kreasi untk menjawabnya, dengan mempelajari lewat internat maupun wadah yang lain.
“Dulu orang sudah menciptakan Handphone, tapi bukan berarti kita tidak ada kesempatan lagi untuk menciptakan yang baru. Carilah kelemahannya. Oleh karena itu, sekarang justru handphone bukan hanya satu jenis saja, tapi berbagai jenis, karena orang menggunakan inovasinya untuk menciptakan mode, tambahan fungsi, kemampuan signal, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman,” jelas Arie.
Arie juga merasa bangga di Kepri ini juga, banyak generasi yang masih muda belia memanfaatkan kemampuan inovasinya, bahkan menjuarai di berbagai tingkat, baik daerah, Provinsi maupun Nasional. Seperti Wardah, Mahasiswi Politeknik Tanjungpinang yang mendapat juara satu di Tanjungpinang, karena berhasil menemukan alat pencegah TBC, dan Nofirman dari masyarakat yang berhasil membuat mesin pengupas kacang, yang mendapat juara 2 (dua) nasional, dan keduanya juga hadir pada hari itu.
“Saya juga merasabangga dengan Welly, Arifin dan Yudistira dari SMKN 3 Batam, yang menciptakan oil pum kepompong dan alat pengangkat galon, begitu juga dengan Jan Putra, Thusi Aulia dan Eka Saputra dari UNIBA Batam, denga alat pelipat kaosnya, juga Trisno dan Sandika dari Politeknik Batam, dengan Alat pinta timbang bayi, rio dari Bintan dengan budi daya kepiting bakau di daratan, yang juga dari Kepri,” puji Arie. (SK-MU/C)