KEPRITANJUNG PINANG

Kebijakan Syamsul Bahrum Disesalkan Pelanggan

×

Kebijakan Syamsul Bahrum Disesalkan Pelanggan

Share this article
Kantor PDAM Tirta Kepri. (Foto : Net)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Male” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]

Kebijakan Syamsul Bahrum Disesalkan Pelanggan
– Suplai Air PDAM Sekali Dalam Dua Hari.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

SIJORIKEPRI.COM, TANJUNGPINANG — Pelanggan PDAM Tirta Kepri menyesalkan kebijakan yang dibuat manajemen yang menyuplai air bersih sekali dalam dua hari. Bahkan ada yang tiga hari dan Seminggu air PDAM baru jalan. Usut punya usut, ternyata keputusan ini dikeluarkan oleh Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Kepri, Syamsul Bahrum.

”Pak Plt Dirut PDAM yang mengeluarkan keputusan suplai air pelanggan sekali dalam dua hari. Bapak konfirmasi ke beliau saja terkait hal ini,” kata karyawan PDAM bagian pelayanan, enggan namanya dipublikasikan, Rabu, (9/10/2019).

Plt Dirut PDAM Tirta Kepri, Syamsul Bahrum, diminta keterangan mengatakan kebijakan ini dilakukan karena debit air PDAM di lokasi waduk pencadangan Sei Pulai, saat ini hanya tersedia sekitar 70 cm.

”Makanya dijadwalkan 2 kali 24 jam atau sekali dalam dua hari, untuk dialiri kepada masyarakat,” kata Syamsul Bahrum, yang sehari-hari menjabat Asisten ll Bidang Ekonomi Pemprov Kepri tersebut. Syamsul minta masyarakat dapat menampung air, selama penjadwalan ini berlangsung.

Salah satu warga batu 9, Ida, mengatakan, keputusan PDAM yang hanya menyuplai air sekali dalam dua hari sangat disesalkan sekali. Alangkah baik, jika suplai air sehari hidup sehari mati.

”Kita memaklumi debit air waduk Sei Pulai berkurang. Tapi, suplai air ke pelanggan jangan sekali dalam dua hari. Apalagi tiga hari. Saya rasa, PDAM bisa menyuplai sehari mati, sehari hidup,” katanya.

Umumnya masyarakat rata-rata memiliki tempat penampungan air tidak besar, dan umumnya hanya dapat dipergunakan untuk kebutuhan 1 hari.

“Jadi mohon untuk ditinjau ulang penjadwalan pendistribusian air tersebut, karena sangat memberatkan bagi kami, yang masyarakatnya tidak memiliki tempat air yang besar,” pungkasnya. (Wak Tar)