KEPRINATUNA

Kisruh Laut Natuna, RI Datangkan Nelayan Pantura

×

Kisruh Laut Natuna, RI Datangkan Nelayan Pantura

Share this article
Aliansi Nelayan Natuna memberikan pernyataan sikap terkait rencana Pemerintah Indonesia mendatangkan Nelayan Pantura ke Laut Natuna Utara. (Foto : Ist)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Male” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]

Kisruh Laut Natuna, RI Datangkan Nelayan Pantura

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

SIJORIKEPRI.COM, NATUNA — Masalah Klaim sepihak dan kegiatan Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing oleh Negeri Tiongkok, kini berujung pada rencana Pemerintah Indonesia yang ingin meramaikan Laut ZEE Indonesia atau Laut Natuna Utara dengan mendatangkan Nelayan Pantura.

Bahkan, Rencana Pemerintah RI ini diamini langsung oleh Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Tegal Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, Riswanto.

Dikatakan Riswanto, anggota nelayannya sangat siap jika di mobilisasi ke Natuna. Bahkan, jumlah yang mau berlayar ke Laut Natuna Utara mencapai 500 Kapal Ikan, dengan Tonase diatas 60 GT.

BACA JUGA :  Menteri Susi Kunker Ke Natuna “INI HARAPAN BUPATI”

Jika dikalkulasikan, satu unit kapal bertonase diatas 60 GT bisa membawa hingga 25 orang nelayan, artinya 500 kapal sama dengan membawa 12.500 orang nelayan.

Menyikapi wacana itu, Aliansi Nelayan Natuna yang mewadahi para nelayan tempatan bereaksi dengan memberikan pernyataan sikap menolak wacana pemerintah tersebut dengan menggelar pertemuan di Natuna Hotel, Ranai Darat, Minggu, (12/1/2020).

Aliansi Nelayan Natuna merumuskan 3 (tiga) poin pernyataan sikap yang berbunyi, antara lain menolak rencana Pemerintah memobilisasi kapal ikan pantura ke Laut Natuna Utara, meningkatkan pengamanan dan pengawasan di Laut Natuna Utara, dan mempercepat pemberdayaan nelayan Natuna menjadi nelayan yang memiliki daya saing.

BACA JUGA :  Tahun Ini, Nelayan Natuna “DAPAT BANTUAN 120 KAPAL”

Menurut Inisiator Aliansi Nelayan Natuna, Hendri, pernyataan sikap tersebut dilakukan guna mengantisipasi rencana kedatangan nelayan pantura yang dikhawatirkan menggunakan pukat cantrang.

“Ini alat ditarik didasar perairan yang akan berdampak kerusakan perikanan kita. Ini akan mengancam mata pencarian kita sebagai nelayan,” kata Hendri, dihadapan perwakilan nelayan Natuna dari berbagai Kecamatan.

Menurut Hendri, cantrang bisa optimal digunakan pada kedalaman laut 20 hingga 40 meter, tetapi wilayah itu tempat operasi nelayan lokal tradisional.

“Kalau cantrang beroperasi disitu nanti akan rusak karang dan tempat bertelur ikannya. Contoh di jawa yang sudah over fishing, nah mereka datang ke Natuna dengan memanfaatkan isu di Natuna,” ujar Hendri.

BACA JUGA :  Caleg PERINDO Ini Siap Perjuangkan Nasib Petani di Natuna

Lebih lanjut Hendri mengatakan, sebelum nelayan pantura ini datang, Nelayan Natuna harus sudah memberi pernyataan sikap yang akan ditujukan ke pemerintah.

Selain itu, rencana Aliansi Nelayan Natuna juga mengagendakan hearing dengan DPRD Natuna pada 15-16 Januari 2020.

Perumusan pernyataan sikap Aliansi Nelayan Natuna, dihadiri oleh perwakilan nelayan dari setiap Kecamatan di Natuna, Tokoh Maritim Natuna, Rodhial Huda, KNPI, Pemuda Pancasila, pemerhati perikanan dan penggiat media sosial Natuna. (nard/tim)