BATAM (SK) — “Pokoknya, saya sarankan, bagi siapapun masyarakatnya, yang berkeinginan bekerja ke Luar Negeri, sebaiknya pergilah dengan jalur yang semestinya. Jalur yang prosedural. Janganlah jadi TKI yang Non Prosedural,” demikian disampaikan Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Provinsi Kepri, Kombes Pol, Suyanto, usai Acara Sosialisasi, di Batam Tourism Polytechnik, Sabtu, (26/03/2016).
Disampaikan juga oleh Kombes Suyanto, bahwasanya disarankan janganlah masyarakat yang ingin bekerja di Luar Negeri, cepat tergiur atau mudah tergiur oleh bujukan atau oleh cerita orang-orang, baik secara pribadi ataupun kelompok, yang punya kepentingan pribadi, atau demi meraup keuntungan pribadi, menyalurkan TKI tidak jelas.
“Sebaiknya, kalau bisa, jangan lah mau jadi TKI Non Prosedural. Rugi. Banyak masalah yang bisa saja terjadi di Luar Negeri sana. Kalau mau bekerja di Luar Negeri, ya sebaiknya melalui jalur Prosedural. Resmi lah. Aman dan Nyaman. Apalagi kalau punya ketrampilan, punya Paspor dan lain sebagainya,” terang Kombes Suyanto, kepada Jurnalis Sijori Kepri.
Sejalan dan sepaham dengan apa yang telah disampaikan oleh Kombes Suyanto, Anggota DPRD Batam yang kebetulan hadir di Acara tersebut, Safari Ramadhan, menyebutkan, sebaiknya Masyarakat jangan hanya tergiur oleh orang-orang yang belum tentu benar, yang akhirnya bisa merugikan diri sendiri, karena jadi TKI Non prosedural.
“Masyarakat sebaiknya, jangan tergiur oleh orang-orang yang belum tentu benar, yang akhirnya bisa merugikan diri sendiri, karena jadi TKI yang Non prosedural,” sebut Safari.
Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Batam telah menjadi pintu keluar masuknya Tenaga Kerja Indonesia Non Prosedural, yang datang dari berbagai daerah di seluruh penjuru atau pelosok tanah air Indonesia. Ada dari Bali, Lombok, Jawa Barat, Flores, Sumatera, Kalimantan dan lain sebagainya, kebanyakan dari mereka berpaspor dan ber KTP Batam.
Berdasar pada pengamatan dan Investigasi Sijori Kepri di lapangan, dan juga menurut sumber yang bisa di percaya di seputaran Kantor Imigrasi, bahwa nampak ratusan orang pembuat paspor mendatangi Imigrasi untuk mengurus Paspor, baik secara pribadi mengurusnya atau secara minta tolong kepada para orang-orang yang mengaku dari Biro Jasa.
Tidak sedikit pula dari mereka para pencari kerja ke Luar Negeri, yang kadang merasa di rugikan. Paspor bayar mahal dan juga tidak jadi dalam waktu yang sudah di janjikan. Ada juga yang merasa rugi dan merasa tertipu, karena untuk bekerja di Luar Negeri, seperti ke Singapore atau Malasyia, haruslah mengeluarkan uang hingga jutaan. (SK-Nda)