TANJUNGPINANG (SK) – Kondisi Taman Budaya atau Rumah Adat Taman Budaya Raja Ali Haji Fisabilillah, di Senggarang, yang telah diresmikan penggunaannya oleh Mantan Walikota Tanjungpinang, Hj Suryatati A Manan, pada tahun 2011 lalu, yang telah menghabiskan uang rakyat, kini sangat memprihatinkan dan tidak terawat. Hal ini terlihat dari kondisi miniatur-miniatur rumah adat yang hancur dan rusak entah oleh siapa, Tanjungpinang, Senin, (29/02/2016).
Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Tata Kota, Kebersihan, Pertanaman, dan Pemakaman Kota Tanjungpinang (DTKP2K), Wanbok Malili, mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan perbaikan terhadap fasilitas yang rusak dan beberapa rumah miniatur yang hancur.
“Kami telah renovasi sebagian rumah yang hancur, akan tetapi dihancurkan dan dirusak kembali oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Jadi kalau seperti itu mas, ya kapan siapnya?,” ungkapnya, Senin, (29/02/2016).
Tahun ini, kata Wanbok, DTKP2K tidak ada anggaran untuk merehab kembali bangunan-bangunan yang sudah hancur itu. Diperkirakan untuk merehab bangunan tersebut membutuhkan dana kurang lebih Rp 400 juta. Diakuinya, untuk melakukan perbaikan dan rehab taman dan bangunan merupakan tanggungjawab DTKP2K. Namun, untuk mengaktifkan taman tersebut adalah tangung jawab Dinas Kebudayan.
“Kita harapkan Dinas Kebudayan Kota Tanjungpinang, juga bisa ikut berpartisipasi dalam mengaktifkan kegitan-kegitan yang positif, agar taman tersebut tidak disalahgunakan dan terabaikan lagi,” harapnya. (SK-RA/C)