[responsivevoice_button voice=”Indonesian Male” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]
Kongres Ke VIII KSBSI Resmi Dibuka
JAKARTA, SIJORIKEPRI.COM — Kongres Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Ke VIII, yang dihadiri Delegasi dan peninjau dari perwakilan masing Federasi, Korwil Se-Indonesia, resmi dibuka di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis, (27/6/2019).
Pembukaan kongres tersebut, dihadiri Dirjend Kementrian Tenaga Kerja, Hayani, perwakilan Apindo, BPJS, serta undangan lainnya, baik dalam dan luar negeri, serta ketua MPO Rekson Silaban, Presiden KSBSI Mudofir, dan unsur DEN KSBSI.
Dalam sambutannya, Sekjen KSBSI, Edward Marpaung, menyampaikan, pada Kongres ke VIII, akan memilih kembali presiden KSBSI untuk periode empat tahun kedepan, dengan mengusung tema “Kerja Layak dan Transisi Yang Adil, Menghadapi Industri Digital”.
“Sesuai dengan tema tersebut, jelas menjadi sebuah tantangan serikat buruh,” katanya.
Momentum kongres tahun ini, kata Edward, bertepatan dengan 100 tahun Internasional Labour Organation (ILO) dan pencapaiannya. Begitu juga, KSBSI sudah melakukan pencapaian dialog baik tingkat daerah hingga tingkat nasional, terutama selama tiga tahun ini, dibantu dari beberapa negara.
“Dalam kongres ini, harus dibuat lebih santai. Dan apa bila nantinya, ada permasalahan, maka dilakukan dialog dengan baik,” harapnya.
Sementara ketua MPO KSBSI, Rekson Silaban, menyatakan, Asrama Haji menjadi tempat membuat sejarah, karena Kongres adalah momentum setelah digelarnya Pilpres 2019, maka akan ada pemerintahan baru dan kabinet baru.
Selama ini, serikat buruh sering mengikuti dan mengambil isu, maka kedepan harus di depan. Dimana masa depan SBSI harus jelas, setelah buruh tanpa majikan, seperti ojek online dan sejenisnya, hal ini keberadaan serikat buruh harus bisa menempatkan diri demi keberlangsungannya kedepan.
“Mari kita putuskan nasib kita, bukan mesin yang memutuskan nasib kita,” imbuhnya.
Rekson menegaskan, bagaimana SBSI tetap hidup dan eksis selama ini, karena kalau demo semua bisa demo, segi advokat juga sama semua bisa.
“Satu keunggulan SBSI selama ini, yaitu bisa melakukan pengkaderan, dan inilah salah satu sisi yang harus tetap dipertahankan,” pungkasnya. (Wak Tar)