[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Malas Baca, Tekan Ini”]
Korban Nelayan Tenggelam “BELUM DITEMUKAN”
– Ternyata Ada Riwayat Penyakit Epilepsi.
SIJORIKEPRI.COM, ANAMBAS — Informasi tentang jatuhnya nelayan Desa Kiabu, Anambas, Saeful Bin Sairi, masih simpang siur, karena kondisi geografis dan juga cuaca, sehingga kurang maksimalnya jaringan komunikasi saat itu.
Hal ini membuat rancunya informasi jatuh kelautnya seorang nelayan Desa Kiabu. Dimana nelayan tersebut jatuh pada tanggal 17 Oktober 2018, sehingga dilansir laka laut pada 16 Oktober 2018. Termasuk jumlah nelayan yang berada di kapal tersebut. Akhirnya Sijori Kepri mencoba untuk melakukan konfirmasi ulang kepada Korpos Basarnas Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), yang berada di Desa Kiabu, Rabu, (17/10/2018), malam.
Informasi yang diperoleh, dimana nama kapal motor yang diikuti korban jatuh ke laut adalah KM Tunas Baru GT 6, dengan jumlah ABK 5 orang termasuk korban, yaitu 1). Saipul Bin Sairi (korban jatuh ke laut), 2) Azwan (45), 3) Sairi (49), 4) Ret (40), 5) Kendi (28).
Menurut laporan Korpos Basarnas Kabupaten Anambas, Korban Saiful Bin Sairi, ada riwayat sakit Epilepsi. Adapun nama korban jatuh ke laut yang belum ditemukan, yaitu Saeful Bin Sairi, (23) , Agama Islam, Alamat RT 08/ RW 04. Korban anak pertama dari Sairi, yang tidak lain adalah ayah kandung korban Saeful.
Kronologisnya, pada hari rabu tanggal 17 Oktober 2018 sekira pukul 09.00 WIB, pada saat korban menarik bubu di Laut Tokong Empul (belakang Desa Kiabu), korban terjatuh dari pompong dan langsung tenggelam, dengan kedalaman laut di lokasi tersebut diperkirakan di kedalaman 60 Meter.
Melalui pesan singkat via SMS, Dedi Efendi, selaku Korpos Basarnas, pada saat korban jatuh, Sairi selaku ayah kandung korban, sempat terjun ke laut untuk menyelamatkan korban, namun tetap luput dari jangkauan Ayah korban.
“Sangat disayangkan, Saeful Bin Sairi tidak bisa ditolong lagi, dan langsung tenggelam,” katanya.
Kurang maksimalnya jaringan saat itu, membuat salah satu warga Desa Kiabu, Dar, angkat bicara. “Sampai saat ini belum ada bantauan kapal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Anambas. Sehingga menjadi kesulitan untuk melakukan pencarian dengan kapal seadanya yang ada di Desa Kiabu,” kata Dar, melalui selulernya.
Terpisah, Beni, salah satu tim SAR Kabupaten Natuna, mengatakan, bahwa perkembangan hasil Operasi SAR pada hari ke dua pencarian terhadap korban, dikarenakan kondisi membahayakan jiwa manusia di lokasi kejadian, pada TW 10 18 11.15 G, Tim SAR Gabungan, akhirnya kembali merapat di Dermaga Desa Kaibu, untuk berteduh dari cuaca buruk.
“Namun hingga TW 10 18 15.30 G, kondisi cuaca masih juga buruk, sehingga Operasi Tim SAR terhadap korban dihentikan untuk sementara, dengan hasil nihil, dan akan di lanjutkan esok hari pada TW 10 19 07.00 G,” kata Beni, melalui pesan WhatsApp-nya.
Adapun unsur yangg terlibat pada pencarian korban, diantaranya, Rescuer Pos SAR Kabupaten Anambas, Satpol PP Kabupaten Anambas, Polsek Siantan, nelayan Kecamatan Siantan Selatan, dibantu masyarakat setempat, juga keluarga korban.
Sedangkan Alat yang digunakan seadanya yaitu, Rubber Boat Pos SAR Kabupaten Anambas 1 unit, Kapal Inka Mina Warga Kiabu 1 unit, dan Kapal Nelayan 7 unit. (rd)