KEPRITANJUNG PINANGWISATA BUDAYA

LAKRL Gelar Dakwah Budaya di Pulau Dompak

×

LAKRL Gelar Dakwah Budaya di Pulau Dompak

Share this article
Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga (LAKRL) menggelar Dakwah Budaya di Pulau Dompak, menghadirkan Keturunan Sultan Riau Lingga asal Malaysia dan Singapura. (Foto : LAKRL)

LAKRL Gelar Dakwah Budaya di Pulau Dompak
– Hadirkan Keturunan Sultan Riau Lingga Asal Malaysia dan Singapura.

Sijori Kepri, Tanjungpinang — Lembaga Adat Kesultanan Riau Lingga (LAKRL), menggelar Dakwah Budaya dan Sosialisasi LAKRL, di Lapangan Surau Nurul Ulum, RW I, Tanjung Siambang, Pulau Dompak, Sabtu, (22/2/2020) malam.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Kegiatan akan menghadirkan cucu, cicit dan buyut dari garis keturunan langsung Kesultanan Riau Lingga yang sah, yang berasal dari Trenggano, Malaysia dan Singapura.

BACA JUGA :  Showroom Mobil Perdana di Lingga "TOYOTA MANDIRI MOBILINDO RESMI di BUKA"

Ketua LKARL, Tengku Fuad, mengatakan, Dakwah Budaya akan menghadirkan kegiatan, Kenduri Jama’ dan pemaparan sejarah Kesultanan Riau Lingga.

”Kami berharap, Pak Plt Gubernur Kepri, Walikota Tanjungpinang, Ketua DPRD, tokoh adat dan lapisan masyarakat hadir. Kami akan jelaskan keluarga cucu, cicit dan buyut Tengku Bilik atau Tengku Halimah (adik Sultan Abdurrahman Muazzam Syah dan Tengku Abdul Kadir (Wakil Sultan atau Bendahara Kerajaan Riau Lingga),” terang Tengku Fuad.

Hal ini perlu dijelaskan, mengingat telah ada upaya pengkaburan sejarah Kesultanan Riau Lingga. Pada masa kejayaannya, kesultanan ini memberikan kontribusi yang besar bagi peradaban sosial ekonomi masyarakat.

BACA JUGA :  1700 Atlit Lokal dan Manca Negara “IKUTI LOMBA LARI 10 KM”

Kegiatan atau perhelatan budaya ini, adalah momen untuk kembali mengingat kebesaran Kesultanan Riau Lingga. Masyarakat mengenang sejarah seabad yang lalu, terkait kebesaran Kerajaan Riau lingga.

Keagungan itu seperti pohon yang besar. Yang kini dianggap hilang. Akan tetapi, perlu dicermati, biji-biji dari pohon tersebut masih berserakan dan tumbuh berevolusi dalam bentuk spesies yang baru.

”Tentu, sebagaimana Ghalibnya, pohon yang kecil selalu mengharapkan hara akar yang besar. Agar menjadi kuat. Karena DNA historis biologis dan kulturalnya tak bisa dihilangkan dan terus menerus berkembang, meminta dikasihi dan dipelihara oleh pohon yang sekarang masih tersisa,” jelasnya.

BACA JUGA :  Bapak dan Dua Anak “TENGGELAM” di Dam Tambesi Batam

Kegiatan Dakwah Budaya, tambahnya, juga akan menampilkan orasi adat dan sejarah kebesaran kerajaan Riau Lingga. Selain itu juga dihadirkan nyanyian dendang anak Ulek Mayang dan pengenalan cucu, cicit dan buyut garis keturunan Kesultanan Riau Lingga yang selama ini tinggal di Malaysia dan Singapura. (Wak Zek)