PONTIANAK (SK) – Bupati Lingga, H Alias Wello, hadiri Rapat koordinasi penguatan cadangan pangan, yang diadakan oleh Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian. Rapat koordinasi tersebut, juga dihadiri ratusan peserta dari lintas kementerian, seperti Badan Urusan Logistik (Bulog), Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian Provinsi Se – Indonesia. Namun, rapat koordinasi tersebut terlihat istimewa, karena hanya mengundang dua orang kepala daerah, yakni Bupati Lingga dan Bupati Landak, Kalimantan Barat.
Hadir sebagai pembicara dalam rapat koordinasi yang dikemas dalam bentuk seminar tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Gardjita Budi dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron.
Bupati Lingga, H. Alias Wello, mengatakan, Lingga siap menjadi penyanggah kebutuhan pangan nasional, bila didukung kebijakan anggaran oleh Pemerintah Provinsi Kepri dan Pemerintah Pusat. Selain memiliki potensi lahan sawah yang cukup luas, Lingga juga memiliki ribuan hektar tanaman sagu, yang belum tergarap secara optimal sebagai bahan pangan lokal.
“Lingga sangat siap menjadi penyanggah kebutuhan pangan nasional. Selain beras, Lingga punya sumber pangan alternatif yang melimpah, seperti sagu dan singkong. Bisa dibayangkan, Lingga punya ribuan hektar tanaman sagu, yang belum digarap sebagai bahan pangan alternatif. Kedepan, kita juga punya ribuan hektar kebun singkong,” ungkapkan Bupati Lingga, usai mengikuti rapat koordinasi penyempurnaan kebijakan di bidang pangan, dalam rangka mendukung penguatan cadangan pangan menuju kemandirian pangan nasional, di Hotel Mercure, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat, (05/08/2016), kemarin.
Lingga berkomitmen, untuk berkontribusi dalam penguatan cadangan pangan nasional, khususnya di Kepulauan Riau, kata AWe sapaan akrab Bupati Lingga. Hal ini tidak perlu diragukan lagi, ini dapat dilihat dari kerja – kerja nyata yang sudah kami lakukan, dalam lima bulan setelah dilantik jadi Bupati dan Wakil Bupati Lingga, tanggal 17 Februari lalu.
“Meski tanpa dukungan dana APBD/APBN, Lingga bisa menjadi produsen beras,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, setelah mencanangkan pencetakan sawah dalam program 100 hari kerjanya, dan sukses melakukan panen padi perdana pada tanggal 12 Juli lalu, Bupati Lingga tak berpuas diri. Ia langsung mencanangkan pembangunan ribuan hektar perkebunan singkong, dengan melibatkan kerjasama masyarakat dengan investor.
Pabrik pengolahan singkong menjadi tepung tapioka di Lingga, akan dibangun di Pulau Singkep oleh PT. Tunas Hijau Makmur, dengan kapasitas produksi 100 ton per hari. Dengan asumsi pati 25 persen dari berat bobot singkong, maka dibutuhkan bahan baku atau singkong sebanyak 400 ton per hari. (SK-Pus)