– Peringatan Hari Disabilitas Internasional Kota Tanjungpinang Tahun 2014.
TANJUNGPINANG (SK) — Penyandang disabilitas pada hakikatnya memiliki hak yang sama dengan manusia normal lainnya. Hanya saja mereka memiliki keterbatasan fisik sehingga membatasi setiap ruang geraknya. Namun hal itu bukan berarti mereka tidak bisa berkarya selayaknya manusia normal. Terbukti dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional Kota Tanjungpinang tahun 2014, yang digelar Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang, Senin (15/12/2014), di Aula Asrama Haji – Kota Tanjungpinang, para tamu undangan yang hadir dihibur dengan berbagai hiburan kesenian oleh para anak-anak penyandang disabilitas.
Walikota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah, SH yang hadir dalam acara tersebut meneteskan air matanya saat menyaksikan pertunjukan. Betapa tidak, dengan keterbatasan fisik yang dimiliki ternyata mereka memiliki bakat lain yang luar biasa yang belum tentu dimiliki manusia normal lainnya. Seperti menari, menyanyi, bermain alat musik, serta membacakan puisi.
Dalam sambutannya Walikota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah, SH mengatakan, dengan adanya kegiatan ini, dia bertekad akan lebih memperhatikan kebutuhan para kaum disabilitas terutama dibidang kesehatan dan kesejahteraan sosial lainnya.
“Mulai bulan depan akan ada pemeriksaan kesehatan rutin bulanan untuk penyandang disabilitas,” kata Lis.
“Rumah sakit juga akan punya kegatan bakti sosial. Kita juga akan sediakan kendaraan khusus antar jemput saat pemeriksaan kesehatan karena mereka kan punya keterbatasan gerak. Dan ini adalah tanggung jawab pemerintah,” katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang Drs. H. Surjadi, MT menyampaikan, saat ini tercatat ada sebanyak 537 penyandang disabilitas di Kota Tanjungpinang.
Dimana terdapat 40 orang penyandang ODK (Orang Dengan Kecacatan) berat dan baru sebanyak 19 orang yang mendapat bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp. 4 juta yang dicairkan per triwulan.
“Ada juga 4 orang yang mendapatkan bantuan kaki palsu dari Yayasan Kick Andy, tapi baru 2 yang diserahkan,” kata Surjadi.
Selain itu, diserahkan pula bantuan lain berupa alat bantu pendukung penyandang disabilitas sesuai jenis kecacatannya, seperti kursi roda, tongkat ketiak, dan hearing aid.
Lebih lanjut dikatakan Surjadi, penyandang disabilitas sudah seharusnya diberdayakan sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuannya. Melalui kerjasama antara Dinsos dan pihak swasta maupun pemerintah, penyandang disabilitas juga berharap bisa mendapatkan kesempatan kerja yang sama dengan orang lain.
“Mulai sekarang tidak ada lagi sebutan tuna untuk penyandang cacat. Yang benar adalah penyandang disabilitas,” kata Surjadi menegaskan.
Kegiatan pemberdayaan penyandang disabilitas ini juga disejalankan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang jatuh setiap tanggal 3 Desember. Usai acara, Lis beserta tamu undangan yang hadir turut bernyanyi dan menari bersama para anak-anak penyandang disabilitas. (SK-001/HMS)