Sijori Kepri, Karimun — Mendengar ada 2 (dua) perusahaan asal Jakarta ingin mengelola Pasir Laut untuk di ekspor keluar negeri, Ketua Laskar Melayu Bersatu (LMB) Provinsi Kepri, Datok Panglima Azman Zainal, minta agar semua ini ditinjau ulang.
“Kita mendengar ada 2 perusahaan asal Jakarta akan mengelola Pasir Laut untuk di ekspor, padahal surat larangan perdagangan Pasir Laut belum dicabut oleh Menteri Perdangangan. Kita berharap semua itu ditinjau ulang walaupun ada PAD untuk Pemda Karimun,” kata Datok Panglima Azman Zainal, saat menghadiri pertemuan dengan Majelis Rakyat Kepulauan Riau (MR Kepri), yang dipimpin langsung oleh Datok H Huzrin Hood, di Restoran 188 Baran, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Sabtu, (29/05/2021), pagi.
Datok Azman juga mengingatkan, Pasir Laut adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui lagi. Kalau diambil, dikhawatirkan pulau akan tenggelam.
“Contoh dampak dari penambangan pasir laut yang dilakukan oleh PT Grace Rich Marine, membuat Resah warga Pesisir Desa Tulang,” sebut Azman Zainal.
Dampak dari penambangan itu, lanjutnya, mengakibatkan abrasi dan membuat robohnya batu miring penahan ombak sepanjang 500 meter.
“Jembatan ambruk dan tumbangnya beberapa Pohon Kelapa di Pulau Desa Tulang,” ucap Azman mengingatkan.
Dengan ada kejadian itu, berarti bukan hanya Nelayan saja yang dirugikan, bahkan warga pesisir terkena dampaknya. “Kita juga sudah menyurati PT Grace Rich Marine dan juga meminta KSOP Tanjung Balai Karimun untuk mediasi. Karena KSOP memberi izin Olah Gerak Kapal Isap Pasir Laut,” tutup Azman.
Acara pertemuan digelar oleh Datok H Huzrin Hood itu dihadiri oleh berbagai Tokoh Masyarakat, seperti H Zainudin Ahmad (Kep Den), Hasyim Tugiran, Datok Azman Zainal, Raja Azli, Arifin Zainudin, Ketua Pameral dan Para LSM lainnya. (Wak Fik)