LINGGA (SK) — Jelang seratus hari kerja kedua Bupati Lingga, H. Alias Wello dan Wakil Bupati Lingga, Muhammad Nizar, dalam menjalankan roda Pemerintahan menjadi sorotan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lentera Lingga. Dalam pengamatan Lentera, program seratus hari pertama dan menjelang seratus hari kedua, dinilai masih sama belum ada perubahan, karena yang bekerja hanya Bupati dan wakil bupati, tidak bersama SKPD dan lebih kepada pribadi.
“Dalam penilaian saya, Bupati dan Wakil Bupati hanya bekerja sendiri, tidak dibantu oleh SKPD. Seharusnya, kinerja Kepala Daerah harus bersenergi dengan SKPD yang terkait dalam suatu program,” paparnya, kemarin.
Sejauh mana keterlibatan SKPD dalam membantu program Bupati, ungkapnya, kita lihat yang bekerja kasak-kusuk kesana kemari, hanya Bupati dan Wakil Bupati, dimana SKPD nya. Masyarakat tahu dan paham dengan seratus hari pertama dan seratus hari kedua Bupati dan Wakil Bupati Lingga, serta apa yang telah di buat Kepala Daerah. Gebrakan seratus hari itu, hanya dilakukan oleh H Alias Wello dan Muhammad Nizar, bukan seorang Bupati dan Wakil Bupati, jika mendobrak suatu program besar tanpa melibatkan SKPD, dan hanya fokus menggandeng investor untuk berinvestasi.
“Kalau menyangkut kinerja, Bupati harus bersenergi dengan SKPD, bahas dalam anggaran, dan kerjakan sesuai dengan tupoksi,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Staf Khusus Bupati Lingga, Bidang Hukum dan Pemerintahan, Rudi Purwonugroho SH, mengapresiasi dengan apa yang menjadi pengamatan LSM Lentera. Ini merupakan kontrol sosial, akan tetapi tidaklah semuanya benar apa yang di amatinya.
“Apa yang disampaikan Lentera, tidak semuanya benar, kita yakin, pandangan itu terfokus pada sawah yang ada di Desa Sungai Besar. Bupati mengambil langkah sendiri, tidak mungkin menggunakan APBD, sementara APBD kita dalam keadaan defisit. Jadi, pak Bupati mengambil langkah itu dengan dana pribadi untuk mendatangkan investor di Kabupaten Lingga,” jelasnya, Kamis, (02/06/2016), kemarin.
Hal ini terbukti, lanjut Rudi, pada seratus hari kerja pertama Bupati dan Wakil Bupati melakukan pembenahan setiap SKPD yang ada di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga. Program seratus hari pertama adalah fokus pada pembenahan setiap SKPD, sampai kemana SKPD mendukung program Bupati, menuju Lingga terbilang. Menjelang seratus hari kedua ini, Bupati dan Wakil Bupati akan melakukan evaluasi kinerja SKPD secara menyeluruh. Jadi, SKPD mana yang bisa bekerja dan dapat membantu Kepala Daerah, untuk memajukan Lingga.
“Melalui evaluasi kita akan tahu. Disisi lain, Bupati akan melakukan lelang jabatan Sekda dan Kepala SKPD. Saat ini, kita hanya menunggu keputusan KSN pusat. Jika ada rekomendasi KSN, Bupati akan membentuk Pansel, dan melakukan lelang jabatan Sekda dari golongn 2A dan Kepala SKPD dari golongan 2B. Dari situ kita akan tahu, mana yang bisa menyusun program untuk membantu Kepala Daerah,” terang Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Terkait Bupati dan Wakil Bupati sering turun sendiri ke lapangan, ungkap Rudi lagi, sebagai pemimpin mereka ingin menunjukkan sebagai Kepala Daerah harus turun langsung ke masyarakat. Apa lagi dengan komitmen Presiden sekarang ini, seorang Kepala Daerah harus dekat dengan masyarakat.
“Sebelumnya saya mohon maaf, kalau Pemerintahan Bupati yang lama (H Daria), dia tidak ke lapangan bertungkus lumus, cukup dengan cara memerintah saja. Bupati sekarang ini, tidak ingin menggunakan pradigma seperti itu. Dia ingin merobah pola fikir dan sistem kerja yang terdahulu,” tuturnya.
Sekarang ini, sistem yang diterapkan pak Bupati mulai berangsur baik, terang rudi lagi, salah satunya, masing-masing SKPD terkait diminta menjemput bola ke pusat untuk pembangunan Lingga.
“Sekarang Alhamdulillah, kita mendapat anggaran dari APBN Tahun 2017 sebesar Rp 539 Milyar diluar DAU, DAK dan DBH. Semua itu berkat kerja keras pak Bupati dan SKPD nya yang menjemput anggaran di pusat,” pungkasnya. (SK-Pus)
