KARIMUNKEPRITANJUNG PINANG

Mahasiswa Poltekes Tanjungpinang “TEMUKAN ALAT PENCEGAH VIRUS TBC”

×

Mahasiswa Poltekes Tanjungpinang “TEMUKAN ALAT PENCEGAH VIRUS TBC”

Share this article
Wardahtunnajwah Linnobi (Tengah Pakai Kaca Mata) bersama teman mahasiswa Poltekes Tanjungpinang. (Foto : Munsyi Bagus Utama)

TANJUNGPINANG (SK) — Salah seorang mahasiswi Politektik Kesehatan (POLTEKES) Tanjungpinang yang beralamat di Jalan Arif Rahman Hakim, yang baru-baru ini menjuarai inovasi Teknik Tepat Guna, menceritakan pengalamannya saat menemukan alat pencegah virus TBC, di acara “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna,” yang diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol Tanjungpinang, di Aula SMKN 1 Tanjungpinang, Selasa (13/12/2016).

Gadis muda yang bernama Wardahtunnajwah Linnobi ini menceritakan bahwa, inovasi penemuannya diawali dri pengalaman pribadinya, dimana kakeknya terkena TBC, sehingga Ia selalu dilarang masuk ke kamar kakeknya, karena khawatir terjangkit wabah TBC.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

“Saya itu selalu dilarang masuk ke kamar mbah. Gimana lah ya rasa kemanusiaan kita, sudahlah sakit, terkucilkan, nggak boleh ada cucunya yang datang,” kisahnya di hadapan peserta sosialisasi TTG yang dihadiri perwakilan SMK dan mahasiswa di Tanjungpinang.

BACA JUGA :  Halal Bihalal dan Dialog Interaktif “PEMKAB dan MAHASISWA KARIMUN”

Setelah kuliah di Poltekes yang membuat pengetahuannya bertambah, Wardah terinovasi bagaimana cara agar orang yang terkena TBC tak terkucilkan oleh keluarganya, dengan alasan menghindari terjangkitnya bakteri, dengan memahami sifat-sifat sinar Ultraviolet.

BACA JUGA :  Gubernur Ansar Ahmad Terima Penghargaan sebagai Kolaborator dan Pembina Desa/Kelurahan Sadar Hukum dari Kemenkumham RI

“Bakteri itu kan mati dengan menggunakan penguapan, di rebus, jadi karena bakterinya di dalam tubuh, tentu tidak dapat dilakukan, sehingga saya menggunakan lampu yang menggunakan sinar Ultraviolet C (UVC), yang sifatnya merusak inti sel bakteri. Sedangkan Ultraviolet A tidak menembus bumi, dan Ultraviolet B menembus bumi, tapi tidak bersifat membunuh bakteri,” jelas gadis kelahiran Sei Ungar, 13 November 1997 itu.

BACA JUGA :  Dandim 0318 Natuna Letkol Czi Ferry Kriswardana Pindah Tugas

Wardah mengatakan, apa yang saya lakukan ini termasuk Teknologi Tepat Guna (TTG), karena terinovasi dari kebutuhan masyarakat, ramah lingkungan, dan murah biayanya.

“Biaya alat kalau untuk di pasarkan, kurang lebih Rp 300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah), tapi kalau untuk pembuatan hanya Rp 246.000,- (Dua Ratus Empat Puluh Enam Ribu Rupiah),” ungkapnya. (SK-MU/C)