ANAMBASKEPRI

Mengawali Kuartal III, Ekspor Kerapu Hidup Kembali Menggeliat di Anambas

×

Mengawali Kuartal III, Ekspor Kerapu Hidup Kembali Menggeliat di Anambas

Share this article
Ekspor ikan Kerapu hidup, kembali menggeliat di Kepulauan Anambas memasuki kuartal III tahun 2020. (Foto : Ist)

Sijorikepri, Anambas – Ekspor ikan Kerapu hidup kembali menggeliat di Kepulauan Anambas memasuki kuartal III tahun 2020. Tercatat awal September ini, sebanyak 15 ton Kerapu hidup dengan nilai mencapai Rp 945 juta, di kirim ke Hongkong melalui jalur angkut laut.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Pimpinan Perusahaan PT Jaya Laut Siantan, Dodo, mengatakan, ekspor kerapu hidup masih terus berlanjut sepanjang tahun 2020, meski wabah pandemik Covid-19 masih terjadi. Ia mengaku, bahwa tren ekspor yang dilakukan cukup fluktuatif, akibat dampak pandemik.

“Kalau aktivitas ekspor sepanjang tahun ini terus berlangsung, dan secara umum tidak ada kendala berarti. Hanya saja memang ada pengaruhnya terutama dari frekuensi pengiriman yang agak turun dan waktu pengiriman yang sedikit terganggu akibat pandemi Covid,” ungkap Dodo.

Sementara Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, (10/9/2020), menyatakan, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mendorong aktivitas ekspor produk perikanan budidaya, termasuk ikan kerapu hidup.

BACA JUGA :  Mahasiswa Poltekes Tanjungpinang "TEMUKAN ALAT PENCEGAH VIRUS TBC"

Slamet juga menegaskan, pihaknya terus berupaya menjaga neraca perdagangan produk perikanan budidaya terus positif, utamanya memasuki kuartal III.

“Neraca perdagangan mutlak harus positif, sehingga cadangan devisa dari sub sektor ini juga bisa meningkat. Kalau lihat data, neraca kita positif, namun tentu kita ingin naikan secara signifikan. Ini target kita. Ikan kerapu punya nilai ekonomi yang luar biasa besar dan tentu aktivitas ekspor yang dilakukan di Kepulauan Anambas juga bisa diikuti di sentral-sentral produksi lainnya,” kata Slamet.

Ia juga menambahkan, Kepulauan Anambas punya potensi sumber daya ikan yang melimpah. Disisi lain, punya aspek geostrategis yakni letak geografisnya yang menguntungkan secara ekonomi.

BACA JUGA :  Jadwal Pemadaman bright PLN Batam “RABU, 31 JANUARI 2018”

“Anambas ini unik, dan bisa menjadi pintu keluar untuk aktivitas perdagangan ekspor perikanan, khususnya ke Hongkong, karena letaknya yang tidak terlampau jauh, sehingga logistic cost bisa ditekan. Saya kira, ini konsen kita, bagaimana sumber daya perikanan budidaya bisa kita manfaatkan secara optimal dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan, Pertanian dan Pangan Kabupaten Kepulauan Anambas, Effi Sjuhairi, berharap, Pemerintah Pusat dapat terus mensupport pembangunan perikanan di Kepulauan Anambas, baik program perikanan tangkap maupun budidaya. Ia juga memastikan, mesti frekwensi ekspor agak terganggu, namun pemerintah daerah tetap melakukan ekspor kerapu dan aktivitas budidaya terus berjalan.

“Perlu diketahui, semua pembudidaya di Kepulauan Anambas adalah pembudidaya skala kecil, dan yang menjadi mitra mereka adalah pengumpul/pelaku ekspor yang juga sebagai pembudidaya. Semua hasil budidaya ditampung. Disisi lain, kalau pembudidaya tadi kesulitan dalam hal pembiayaan dan operasional usaha (katakan lah kesulitan pakan dan yang lainnya), mereka akan minta bantu atas nama pinjaman kepada pengumpul tersebut. Terkait dengan skema ini, kita terus lakukan fasilitasi dan pendampingan, agar kemitraan bisa sama sama menguntungkan,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Abdul Haris Pimpin Rapat Koordinasi Pemilu 2019

Effi juga membeberkan, bahwa selama kurun waktu Januari 2020 hingga awal September 2020, ekspor Kerapu hidup asal Anambas mencapai 76,80 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 5,28 miliar.

Sebagai informasi, potensi pengembangan perikanan budidaya laut Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai 20.998 Ha yang terdiri dari potensi pengembangan budidaya di kawasan pesisir 1.993 Ha dan budidaya di kawasan laut lepas 19.005 Ha. Tahun 2019 tercatat produksi perikanan budidaya mencapai 293,49 ton dengan nilai produksi mencapai Rp. 21,61 milyar. (mm)