GESER UNTUK BACA BERITA
KEPRIPOLITIK

MESRAWATI : Kartini Modern di Era MEA “JANGAN KEBABLASAN”

×

MESRAWATI : Kartini Modern di Era MEA “JANGAN KEBABLASAN”

Sebarkan artikel ini

BATAM (SK) — “Menurut saya, Kartini Modern di Era Mea (Masyarakat Ekonomi Asean, Red) adalah para perempuan-perempuan yang bisa memaknai nilai-nilai luhur dari pada perjuangan Ibu Kita Kartini itu sendiri, dalam usaha meningkatkan harkat, martabat, derajat diri dan juga keluarga,” tegas Perempuan Kelahiran Tapanuli Selatan, Mesrawati Tampubolon SE.MH, di Batam, Kamis, (21/04/2016).

Dijabarkan selanjutnya oleh Mesrawati, yang juga Anggota DPRD Kota Batam, sudah dalam dua kali periode ini, bahwasanya seperti apa yang telah dituturkan oleh sejarah, bahwa Raden Ajeng Kartini berjuang untuk kaum perempuan, agar bisa setara dengan laki-laki, terutama dalam hal pendidikan, tanpa mengesampingkan derajatnya sebagai perempuan.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Kartini kecil, tidak boleh sekolah lagi ke tingkat yang lebih tinggi oleh Sang Ayah, bahkan harus di pingit di usianya yang ke 12 tahun. Namun, Kartini kecil tetap menerima, tetapi beliau tetap berusaha untuk bisa berjuang memikirkan kaumnya, dengan cara mengirimkan surat-surat beliau ke beberapa temannya. Kartini kecil tetap patuh pada orang tua,” ungkapnya.

Dikatakannya, Ibu Kartini bukan hanya tidak boleh bersekolah dan juga harus di pingit Sang Ayah, namun Ibu Kita Kartini Pahlawan Bangsa dan juga Pahlawan Kaum wanita, juga harus menerima, ketika dirinya dijodohkan oleh Sang Ayah, hingga pada akhirnya, Ibu Kita Kartini wafat di usia yang masih cukup muda, yaitu usia 25 tahun, 4 hari setelah melahirkan putra tunggalnya.

“Habis gelap terbitlah terang. Dan Emansipasi wanita, sungguh dua kata yang identik dan melekat di diri Ibu Kita Kartini hingga kini jaman sudah berubah, Emansipasi yang penuh budi luhur dan tulus hati. Bukan Emansipasi yang di buat-buat atau juga emansipasi yang di paksakan. Jangan kebablasan,” Tegas Istri dari Pria berdarah Jawa, Eko Santoso SE.

“Mari kita ber Emansipasi, namun beremansipasi yang tidak harus meninggalkan kodrat. Kita tetap bisa menjadi seorang Ibu bagi anak-anak kita di rumah, walaupun mungkin kita harus bekerja, dan kalau bisa boleh juga bisa jadi ibu di masyarakat, dengan tetap berpegang teguh pada tali agama tentunya,” ucap Perempuan yang peduli pendidikan ini.

“Jadi, bagaimana kita memaknai Perayaan Hari Ibu Kita Kartini di Era MEA ini, adalah dengan cara bagaimana kita bersikap untuk tetap bisa menghargai perjuangan Ibu Kita Kartini itu sendiri, tanpa menodainya,” Tambah Ibu beranak empat, yang selalu mesra dalam keluarga sesuai namanya, Mesra. Lengkapnya, Mesrawati Tampubolon. SE.MH.

“Jangan kita nodai susah payah perjuangan Ibu Kita Kartini dengan hal-hal yang tidak pantas kita lakukan sebagai perempuan. Sekolah tetap sekolah, pendidikan boleh tinggi, namun kita tetap ingat pepatah jawa. Bagaimana Perempuan tetap bisa di kasur, di sumur dan di dapur, walaupun harus bekerja atau berkarya atau juga berkarir,” pungkasnya. (SK-Nda)

 

banner 200x200