LINGGA

Muhctisar: Siswa Berprestasi SMK Mahardika Hampir Gagal Berangkat

×

Muhctisar: Siswa Berprestasi SMK Mahardika Hampir Gagal Berangkat

Share this article

– Terkait Undangan Ajang NYIA ke 8 LIPI Untuk Siswa Prestasi SMK Mahardika

LINGGA (SK) — Defisit, sebuah kata yang sering terucap dan menjadi suatu alasan bagi suatu kegiatan sehingga tidak terlaksana, defisit serta efisiensi anggaran yang diterima oleh setiap Dinas di kabupaten Lingga sehingga tidak dapat berbuat sesuatu.

Miris memang akibat dari defisit serta efisiensi anggaran ini, sebuah prestasi yang diukir oleh anak bangsa di daerah yang bejuluk Negeri Bunda Tanah Melayu, namun, tidak dapat berbuat banyak dan seolah-olah tak berdaya hanya karena defisit, berawal dari ajang Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan menciptakan Alat Pemisah Pasir Timah (AP2T) mampu menembus ajang yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetuan Indonesia (LIPI).

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Sebagai warga Kabupaten Lingga kita patut berbangga dengan prestasi yang diukir oleh dua siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan, (SMK) Mahardika, Singkep, Clara Fuja Bestari dan Muhamad Wahjudi. Bagaimana tidak, siswa kelas 3 SMK Mahardika tersebut masuk menjadi finalis National Young Invenors Award (NYIA) ke-8 tahun 2015, yang diselenggarakan LIPI, tetapi keduanya hampir gagal berangkat mengikuti ajang tersebut hanya karena tidak ada biaya, keduanya merupakan juara 1 TTG tingkat Kabupaten Lingga, dan juara 2 untuk TTG tingkat Provinsi Kepri.

BACA JUGA :  Pemkab Lingga “JALIN KERJASAMA DENGAN LIPI”

“Kita pihak sekolah telah berupaya semaksimal mungkin agar siswa kita yang di undang LIPI dapat mengikuti NYIA tersebut, namun, upaya yang kita lakukan seperti menemui jalan buntu, dalam usaha kita menggalang dana untuk keberangkatan anak didik kita tersebut,” ujar Muhctisar, kepala sekolah SMK Mahardika, kepada Sijori Kepri, Jum’at (21/8/2015) diruang kerjanya.

Kita dari pihak sekolah, kata Muhctisar, telah mencoba menghubungi beberapa dinas yang ada di Kabupaten Lingga, namun, belum ada tanggapan apapun, akhirnya kita berkoordinasi dengan pihak Provinsi Kepri, dari koordinasi yang dilakukan pihak provinsi bisa menghendel siswa kita ke Jakarta, hanya pihak provinsi dapat menghendel satu orang peserta, yakni, Clara Puja Bestari, yang hari ini, Jum’at (21/8/2015) telah berangkat ke Tanjungpinang, dan besok nya baru berangkat ke Jakarta.

“Hanya yang menjadi pemikiran kita pihak sekolah, adalah keberangkatan Muhammad Wahyudi, yang belum bisa berangkat karena terkendala masalah biaya, kalau memang hari ini ada titik terang dari yang telah kita tawarkan dengan beberapa dinas, insyaallah Muhammad Wahyudi bisa berangkat, namun kalau tidak ada ya tidak berangkat,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Usai Cuti Kampanye, Nizar Langsung Jabat Plt Bupati Lingga

Sebenarnya, lanjut Muhctisar, keduanya merupakan satu paket dalam menciptakan alat pemisah pasir dan timah, Clara sebagai presentasi teorinya sedangkan Wahyudi merupakan presentasi teknisi peragaan alat, untuk itu kami berusaha mereka berdua dapat berangkat, namun, provinsi hanya dapat mengkondisikan satu orang saja.

“Dalam undangan memang telah diterangkan LIPI hanya menanggung akomodasi dan kosumsi selama mengikuti kegiatan, namun, untuk transportasi peserta dari Lingga ke Jakarta di tanggung oleh peserta sendiri atau pihak sekolah,” paparnya.

Kita berharap, sebut Muhctisar, kejadian ini tidak terjadi lagi, semua pihak dapat membantu dan memberikan suport, serta memberikan kesempatan kepada putra/putri untuk mengukir nama yang lebih baik dengan membawa nama daerah dikancah Nasional maupun Internasional.

“Karena dukungan moril dan materil merupakan penyemangat bagi putra/putri daerah mengukir nama yang lebih baik, apakah itu nama pribadi maupun nama daerah,” harapnya.

BACA JUGA :  Guru Lingga Pertanyakan Uang Asuransi Bumi Putra

Sementara itu, Mantan Anggota DPRD Lingga, Rudi Purwonugroho SH, yang juga pernah menjabat Ketua Komisi III DPRD Lingga, menuturkan, Defisit sebenarnya bukanlah penghalang bagi sisawa/siswi yang berprestasi, karena masih banyak solusi yang bisa ditawarkan untuk mereka mengukir prestasi, kalau biaya untuk perjalanan kepala dinas saja masih ada, kenapa untuk biaya siswa yang membawa nama daerah tidak bisa dibantu, untuk apa ada pemerintahan bila untuk siswa/siswi yang berprestasi tidak dapat dibantu.

“Kita punya yang namanya dana pendidikan dari tambang semasa tambang masih beroperasi di kabupaten lingga, yang hingga hari ini katanya masih tersimpan dengan baik di Bank BPR Dana Mas, yang angkanya telah mencapai milyaran rupiah, kemana dana tersebut kenapa tidak bisa membantu saat siswa lingga membutuhkannya, masalah pendidikan seharusnya menjadi prioritas utama, jangan defisit menjadi alasan dan penghalang bagi pelajar lingga membuat prestasi yang lebih baik,” imbuhnya. (SK-Pus)

LIPUTAN LINGGA : PUSPANDITO
EDITOR : DEDI YANTO

Rudi Purwonugroho (Photo : Puspadinto)
Rudi Purwonugroho (Photo : Puspandito)
Muhctisar, Kepala Sekolah SMK Mahardika Singkep<br/> (Photo : Puspandito)
Muhctisar, Kepala Sekolah SMK Mahardika Singkep
(Photo : Puspandito)