TANJUNGPINANG (SK) — Pada Bulan September 2016, di Kota Batam terjadi inflasi sebesar 0,35 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,34. Tingkat inflasi tahun kalender (September 2016 terhadap Desember 2015), sebesar 2,28 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 3,14 persen. Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Provinsi Kepri, Panusunan Siregar, pada acara Berita Resmi Statistik (BRS), di Aula Kantor BPS Kepri, Jalan Jend. Ahmad Yani, No. 21, Tanjungpinang, Senin, (03/10/2016).
Inflasi di Kota Batam, tutur Panusunan Siregar, disebabkan karena naiknya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,94 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,35 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,23 persen, dan kelompok kesehatan 0,02 persen.
“Jadi, kenaikan harga/tarif sewa rumah, cabai merah, tarip pulsa ponsel, rokok kretek filter, kentang, panci, tomat sayur, rokok putih, minyak goreng, sotong, batu bata, udang basah, buncis, kembung, cumi-cumi, tongkol, AC, susu untuk balita, dan selar, menjadi pemicu terjadinya inflasi di Kota Batam bulan September 2016,” ujar Panusunan Siregar.
Sebaliknya, kata Panusunan Siregar, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, adalah kelompok bahan makanan 1,01 persen, kelompok sandang 0,11 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,03 persen.
Untuk Kota Batam, Jika diurutkan Inflasi tertinggi dari 23 kota IHK di Sumatera, Batam menempati urutan ke-13 dari 19 kota yang mengalami Inflasi, dan 4 kota yang mengalami deflasi. Jika diurutkan Inflasi tertinggi dari 82 kota IHK Se-Indonesia , Batam menempati urutan ke-21 dari 58 kota yang mengalami Inflasi, dan 24 kota yang mengalami deflasi. (SK-DY)