LINGGA (SK) — Sejumlah warga Dusun II Senempek, Desa Limbung, Kecamatan Lingga Utara, guna memenuhi kebutuhan keluarga harus berpropesi sebagai pencari kerang di laut. Meski untuk mendapatkan hasil yang dicarinya, terpaksa menyelam hingga kedalaman 5-6 meter.
Salah seorang pencari kerang warga Dusun Senempek, Ishak, mengaku, pekerjaan mencari kerang dengan cara menyelam tersebut, telah dilakoninya sejak setahun lalu. Saat menyelam mencari kerang itu, dirinya tanpa menggunakan alat bantu, seperti oksigen yang biasa digunakan untuk diving. Tentunya, dengan tanpa alat tersebut, harus memiliki nafas yang kuat serta skill menyelam.
“Biasanya turun ke laut mulai pukul 8.00 WIB pagi hingga pukul. 14.00 WIB. Penyelaman dilakukan berdua bersama teman, jika ada apa-apa masih ada teman yang membantu,” ungkapnya kepada awak media, ketika ditemui sedang membersihkan kerang dari cangkangnya, Sabtu, (03/11/2016).
Dalam satu hari, lanjut Ishak, dirinya mendapatkan bisa mendapatkan 10 Kilogram. Jika kerangnya sedang banyak, dalam waktu tiga hari bisa mendapatkan hasil jika di rupiahkan hingga Rp 1 juta – Rp 1,5 juta. Kerja menyelam kerang ini, saya lakukan hampir setiap hari, kecuali pada musim utara, karena ombaknya sangat kuat. Alhamdulilah, usaha ini dapat untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya.
“Satu orang anak saya sekarang telah menjadi TNI AD, namun dia jadi TNI AD bukan dari hasil mencari kerang ini, dan anak perempuan saya baru selesai wisuda perawat di Pekanbaru,” terangnya.
Sementara Rosiah, istri Ishak, yang sehari-hari membantu membersihkan kerang, menuturkan, biasanya orang menyebutkan kerang bulu. Tidak hanya kerang, kadang suaminya juga mendapatkan gonggong.
“Untuk kerang, biasanya orang membelinya langsung kepada kami dengan harga Rp 20 ribu per kolinya. Namun, kadang kami juga membawanya ke Daik, terkadang kami juga menjual kerang dan gonggong ini keluar Lingga, seperti Tanjungpinang dan Batam,” unggahnya. (SK-Pus)