HEADLINETANJUNG PINANG

Perekonomian Kepri Semakin Membaik, Tertinggi di Wilayah Sumatera dan Lebih Tinggi dari Ekonomi Nasional

×

Perekonomian Kepri Semakin Membaik, Tertinggi di Wilayah Sumatera dan Lebih Tinggi dari Ekonomi Nasional

Share this article
Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad. (Foto : Ist)

TANJUNG PINANG — Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, mengatakan, perekonomian Kepri semakin membaik, bahkan di triwulan III ini telah tumbuh mencapai 6,03 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2022 yang tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy). 

Pertumbuhan ekonomi Kepri ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera, yakni sebesar 4,71 persen (yoy), bahkan juga lebih tinggi dari pertumbuhaan ekonomi nasional sebesar 5,72 persen (yoy).

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Jika dibandingkan dengan seluruh Provinsi yang ada di wilayah Sumatera, Pertumbuhan ekonomi Kepri di triwulan III ini tercatat sebagai yang tertinggi. 

Percepatan pertumbuhan perekonomian Kepri ini sejalan dengan proyeksi. Didukung oleh meningkatnya mobilitas masyarakat seiring dengan semakin terkendalinya COVID-19 dan vaksinasi yang terus membaik, peningkatan kunjungan wisatawan dan aktivitas industri pengolahan. Selain itu, ekspor-impor juga masih tumbuh, sejalan permintaan yang masih kuat.

“Kita patut bersyukur, pelan-pelan kita benahi pereknomian Kepri. Hasil kerja keras kita sejak awal, kini terlihat di triwulan III ini. Yang Penting kita bekerja dengan penuh komitmem, sabar, serius, bertanggungjawab dan berkelanjutan,” kata Ansar Ahmad, Senin, 7 November 2022.   

BACA JUGA :  Anggaran Pendidikan di Kepri Dapat Perhatian Khusus

Kinerja positif ekonomi Kepri pada triwulan III didorong oleh hampir seluruh lapangan usaha (LU) yang ada di Kepri, kecuali LU Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi. 

Sedikitnya ada 5 lapangan usaha yang memberikan andil pertumbuhan ekonomi Kepri, hingga tercatat tertinggi secara berturut. 

Kelima lapangan usaha  tersebut meliputi, LU Industri Pengolahan yang tumbuh hingga 4,87 persen (yoy), dengan andil 2,06 persen.

Kemudian  LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (akmamin) tumbuh mencapai 98,36 persen (yoy), dengan andil 1,01 persen.

Selanjutnya, LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh hingga 81,05 persen (yoy), dengan andil 0,91 persen. Adapun  LU Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh 7,38 persen (yoy) dengan andil 0,58 persen. Terakhir  LU Informasi dan Komunikasi tumbuh 16,53 persen (yoy) dengan andil 0,53 persen.

Akselerasi pertumbuhan utamanya didorong oleh lapangan usaha Industri Pengolahan. Sejalan dengan pertumbuhan ekspor komoditas utama yaitu produk mesin/peralatan listrik yang terus mengalami akselerasi. 

BACA JUGA :  Sani Silaturrahmi Dengan Masyarakat Penyengat

Adapun akselerasi pada sektor pariwisata seperti (LU Akmamin, Transportasi, dan Perdagangan) disebabkan oleh meningkatnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara dan juga didorong oleh faktor low base effect akibat outbreak  COVID-19 varian delta pada triwulan III 2021. 

“Semuanya sektor kita dorong, namun lima lapangan usaha tersebutlah yang kita lihat memberikan andil cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kepri,” terang Ansar lagi.

Disampaikan Ansar lagi, bahwa perlambatan pada LU Pertambangan dan Penggalian yang terjadi di Kepri, disebabkan oleh menurunnya produksi migas dan turut disebabkan oleh tren penurunan harga migas global.

Adapun jika dilihat dari  sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan III 2022 didorong pertumbuhan positif pada sebagian besar komponen pengeluaran yang meliputi Komponen konsumsi RT tumbuh 8,69 persen (yoy) dengan andil 3,50 persen, komponen PMTB tumbuh 4,54 persen (yoy) dengan andil 1,85 persen, Komponen net ekspor tumbuh sebesar 3,00 persen (yoy) dengan andil 0,43 persen, serta Komponen Konsumsi LNPRT tumbuh 5,93 persen (yoy), dengan andil 0,01 persen. 

BACA JUGA :  Hyperbaric Centre, Rumkital dr Midiyanto Suratani “DIRESMIKAN”

Disisi lain, lnjutnya, konsumsi Pemerintah masih mengalami kontraksi sebesar -0,48 (yoy), dengan andil -0,02% didorong oleh realisasi belanja pemerintah yang masih terbatas. 

Akselerasi konsumsi RT sejalan dengan peningkatan mobilitas dan konsumsi dipengaruhi oleh tren pemulihan ekonomi, serta didorong oleh peningkatan pendapatan masyarakat ditengah membaiknya sektor pariwisata maupun industri pengolahan. 

Akselerasi komponen PMTB sejalan dengan peningkatan impor barang modal untuk meningkatkan kapasitas produksi ditengah masih kuatnya permintaan ekspor produk elektronik. 

“Apa yang saya sampaikan ini merupakan himpunan informasi dan data yang disampaikan oleh pihak Bank Indonesia perwakilan Kepri kepada saya selaku Gubernur. Dan sebisa mungkin kita akan terus membuat terobosan-terobosan baru agar ekonomi Kepri ini bisa terus tumbuh. Muaranya kita ingin masyarakat sejahtera,” pungkas Ansar. (Red)