KEPRINATUNA

Program SI BERES Natuna Masuk Top 99 di Indonesia

×

Program SI BERES Natuna Masuk Top 99 di Indonesia

Share this article
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Rizal Rinaldy, melakukan Video Conference bersama Tim Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Ruang Rapat Kantor Bupati Natuna. (Foto : Ist)
Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti. (Foto : Prokopim)

Sijori Kepri, Natuna — Wakil Bupati Natuna, Dra Hj Ngesti Yuni Suprapti MA, didampingi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas Ranai, memaparkan program Inovasi Pelayanan Kesehatan, dengan nama SI BERES (Siap Bersalin, Terima Bersih, Praktis dan Ringkas) dihadapan Tim Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik melalui Video Conference, di Ruang Rapat Lantai II Kantor Bupati Natuna, Jalan Batu Sisir, Bukit Arai – Ranai, Senin, (6/7/2020) siang.

Dalam sambutannya, Wabup Ngesti mengucapkan terimakasih atas keberhasilan Kabupaten Natuna yang saat ini berada dalam peringkat Top 99 dari 2.250 Proposal Kompetisi Pelayanan Public Puskesmas se-Indonesia.

Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita
Geser Untuk Lanjutkan Baca Berita

Hasil akhir Uji Pemaparan Materi dari Program Inovasi Pelayanan yang dilakukan saat ini, diharapkan Kabupaten Natuna dapat meraih peringkat Top 45 besar, dengan kontribusi mendapatkan Dana Intensif Daerah dari Pemerintah Pusat.

Menurut Ngesti, berada di wilayah kepulauan dan perbatasan Negara, Natuna selalu menjadikan pelayanan dan peningkatan mutu kesehatan masyarakat sebagai salah satu prioritas utama pembangunan.

BACA JUGA :  Proyek SWRO Terkendala “INI PENYEBABNYA”

Adapun latar belakang dirancangnya inovasi program Si Beres ini adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat, terutama dalam menjaga kesehatan pribadi, keluarga maupun lingkungan.

Selain itu, pemenuhan kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan juga masih rendah dan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, meskipun Pemerintah Kabupaten Natuna telah menerapkan jaminan kesehatan tahun 2008 dan 2018 yang terintegrasi dalam BPJS kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya, stigma masyarakat tentang proses bersalin di Puskesmas/klinik/rumah sakit, yaitu “rasa takut” dengan pelayanan menggunakan alat kesehatan, tradisi turun temurun, bidan kampung masih menjadi pilihan masyarakat karena keyakinan dan kenyamanan, pelayanan di Puskesmas/Rumah Sakit dirasakan kurang familiar dan kurang ramah, gender, dalam pengambilan keputusan tidak berpihak kepada ibu hamil.

Berangkat dari pemikiran diatas, kebijakan pemerintah dirasa harus diubah sesuai dengan tujuan menghilangkan semua faktor kendala diatas. Dengan demikian, diharapkan kondisi cakupan persalinan di fasiltas kesehatan akan meningkat dan tingkat kematian ibu dan bayi akan menurun.

BACA JUGA :  Hari Samudra 2017, Lanal Ranai Gelar “BERBAGAI KEGIATAN”

Upaya yang dilakukan oleh Kabupaten Natuna untuk mencapai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan indikator kesehatan kerja di bidang pelayanan kesehatan dirasa perlu ada terobosan baru, dengan berinovasi memberikan pelayanan yang bernama Si Beres dimaksud.

Adapun beberapa bentuk pelayanan dalam inovasi Si Beres tersebut, diantaranya antar jemput pakai ambulance, biaya persalinan gratis, layanan pasca melahirkan gratis, layanan KB pasca salin gratis, dokumen kependudukan dan jaminan kesehatan langsung didapat.

Adapun regulasi yang mendasari kebijakan inovasi diatas, telah diatur melalui Peraturan Bupati No 11 Tahun 2017 Tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi dan disosialisasikan pada Bulan Maret 2018, ditandai dengan dibukanya Ruang bersalin 24 jam di Puskesmas Ranai, yang didukung Polindes/Puskesmas Pembantu Se-Kecamatan Bunguran Timur.

BACA JUGA :  Prajurit dan ASN Lantamal IV "TERIMA SOSIALISASI DARI BNN KEPRI"

Setelah berjalannya inovasi Si Beres ini, terjadi perubahan positif yang signifikan, diantaranya dalam hal cakupan persalinan di fasilitas kesehatan meningkat sebesar 69,91% (2017), 95,19% (2018), dan 98,44% (2019).

Dampak lain dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) menurun 1 orang (2017), 2018 dan 2019 tidak ada kasus, sedangkan Angka Kematian Bayi 6 orang (2017), 5 orang (2018) dan 4 orang (2019).

Dengan adanya keberhasilan sebagaimana dapat dilihat dari beberapa indicator diatas, dirasa program inovasi ini harus terus dilanjutkan. Walaupun nantinya terjadi pergantian jabatan di posisi Kepala Dinas Kesehatan.

Ngesti menegaskan, bahwa program ini harus terus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diupayakan agar operasionalnya lebih praktis dan gratis untuk seluruh masyarakat, serta dukungan pemangku kepentingan.

Program SI BERES Sudah Diterapkan Diseluruh Puskesmas di Natuna