BATAM (SK) — “Sungguh saya sangat menyesalkan sikap Walikota Batam Rudi, yang membabi buta tanpa ampun menggusur kami semua para pedagang kaki Lima. Saya baru tahu kalau rupanya Walikota Rudi itu kejam ya. Jangan Foto saya lah,” ujar beberapa orang pedagang kaki lima, yang tengah sibuk mengemas dagangannya.
Sambil terus mengemas dagangannya masuk ke gerobak, para pedagang makanan dan goreng-goreng juga asesoris di daerah Sungai Beduk tersebut, terus saja mengeluarkan unek-unek atau perasaan hatinya, menanggapi masalah penggusuran kaki lima, yang sedang gencar-gencarnya dilakukan Pemko Batam.
“Kemarin dengarnya simpang rujak suruh pindah secepatnya, lalu Bundaran Tropicana sudah dirobohkan, terus Simpang Frangky, Besok mana lagi lah ya, kami tidak tahu. Lama-lama jangan-jangan tempat kami ini juga tidak boleh sama sekali. Karena sudah sering di gusur,” kata Pak Dhe Goreng, Cemas Hati.
“Bagaimana kami rakyat kecil ini mau makan ya. Kami kan rakyat juga. Rakyat bawah lah. Tengah malam begini, orang lain mungkin sudah tidur, kami masih di jalanan. Mau tidak mau, ya begini, demi menghidupi keluarga,” tambah Pak Dhe Goreng lagi, sambil meneguk sebotol air, di tengah malam buta, Selasa, (03/05/2016).
Pada dasarnya, warga masyarakat dari unsur pedagang kaki lima mendukung apa-apa saja yang menjadi program Pemerintah. Namun sebaliknya, mereka juga berharap Pemerintah juga berimbang dalam bersikap. Adil dan bijaksana, serta mengedepankan perasaan.
“Kami di gusur. Tapi tolong juga lah kami di pikirkan, bagaimana nasib kami ke depannya. Kami juga warga Batam lho, Kami punya KTP, kami juga pilih Walikota, Pilih Dewan, Pilih Presiden. Pokoknya, kami ini warga Negara yang baik lah,” kata salah seorang penjual sendal, menimpali kalimat Pak Dhe goreng.
Lain kata para pedagang kaki lima, lain juga kata Ketua Tim Penggusuran Pemerintah Kota Batam, Syuzairi, yang menyatakan, bahwasanya pihaknya akan tetap melanjutkan pergerakannya menggusur kaki lima, terutama yang berdiri di lahan hijau dulu. Agar Batam nampak indah, bersih, tidak semrawut dan rapi.
“Kami akan terus lanjutkan penggusuran. Terutama untuk Yang berada di lahan jalur hijau atau bufferzone. Bertahap, Insya Allah, semua akan kena,” tegas Syuzairi, dalam singkat kata, sambil memandang bagaimana sebuah alat berat robohkan dan ratakan kios-kios di simpang Frangky beberapa waktu lalu. (SK-Nda)