KEPRIPENDIDIKANTANJUNG PINANG

Rektor UMRAH : Sedih dan Kasihan “MELIHAT SAID HARIS YACOB”

×

Rektor UMRAH : Sedih dan Kasihan “MELIHAT SAID HARIS YACOB”

Sebarkan artikel ini
Rektor UMRAH Prof Dr Syafsir Akhlus M.Sc. (Foto : Rusmadi)

TANJUNGPINANG (SK) — Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Syafsir Akhlus, tertawa saat dikonfirmasi mengenai masalah Uang Tunggal Kuliah (UKT) yang disampaikan Said Haris Yacob melalui media ini, beberapa waktu lalu.

“Sebenarnya saya sedih, kasihan melihat beliau itu (Said Haris, Red). Apa lagi saya yakin, beliau itu orang yang terkenal. Namun, karena ada orang-orang yang memanfaatkan dia, yang memberikan informasi yang salah. Jadinya berita tersebut menjadi bahan tertawaan orang,” ucap Syafsir Akhlus, kepada Sijori Kepri, di Jalan Bintan, Tanjungpinang, Sabtu, (03/09/2016).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Syafsir juga mengatakan, bahwa yang namanya Said Haris sebenarnya tidak tahu, karena dia tidak terlibat dalam dunia pendidikan. Dan dirinya juga tahu, bahwa Said Haris mendapatkan informasi dari oknum UMRAH sendiri.

“Saya tahu, yang namanya Said Haris itu tidak terlibat dalam dunia pendidikan, jadi dia tidak tahu. Pasti ada orang yang memberi tahu dia. Dan saya yakin, pasti itu orang UMRAH sendiri. Menurut pendapat saya, jika saya jadi Pak Said Haris, saya akan jumpai orang yang memberikan informasi tersebut. Marahkan dia, karena memberikan informasi yang salah. Dan saya juga tahu yang memberikan informasi itu siapa,” katanya.

Untuk masalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) dijelaskan Syafsir, adalah uang kuliah yang hanya satu kali dibayarkan oleh mahasiswa. Disana juga sudah termasuk uang pratikum dan uang-uang lainya. Kemudian, menurutnya, setiap perguruan tinggi akan menyusun yang namanya katagori.

“Katagori tersebut, dimulai dari 0 artinya UKT 1, mahasiswa masuk tidak usah bayar uang kuliah. Dengan catatan mahasiswa tersebut betul-betul tidak mampu, namun memiliki kelebihan berfikir atau intelektual. Nantinya ada UKT 2, 3, 4, dan 5. Kita dalam membuat keuangan buku kas, itu kita targetkan misalnya siswa saya 1.000. Saya ambil rata-rata dengan 1 orang mahasiswa membayar Rp 1 juta, sehingga pemasukan sayakan Rp 1 miliar dari UKT,” jelasnya.

Lalu bagai mana anak kita yang mempunyai kelebihan berfikir tetapi tidak memiliki biaya kuliah ?

“Maka dari itu, saya pecah UKT yang jumlah mahasiswa 1.000 tersebut, menjadi 5 katagori atau kelas. Contohnya kita mulai dari kelas 1 dengan pembayaran O, kelas 2 membayar 100 ribu, kelas 3 membayar 300 ribu, kelas 4 membayar 1 juta dan kelas 5 membayar 2 juta. Otomatiskan berlebih, itulah gunanya agar bisa mensubsidikan yang kelas 0 tadi supaya bisa mengcaver,” papar Syafsir.

Secara tidak langsung, sambung Syafsir, siswa yang mampu membantu siswa yang tidak mampu tadi, dan itulah yang dinamakan konsep UKT.

“Dan konsep ini bukan saya yang membuat, tetapi Menteri Pendidikan,” imbuhnya.

Dikatakan Syafsir lagi, Jika di Perguruan Tinggi yang besar, mereka sudah pasang badan. Artinya tidak ada lagi UKT 1 atau 2, rata-rata langsung UKT 3,4 atau 5.

“Maka dari itu, saya ketika membaca berita seperti itu saya tertawa sendiri. Ini jadinya bahan tertawaan orang, karena tidak mengerti,” katanya.

Selain itu, untuk Senat, dijelaskannya lagi, kenapa senat belum dilantik, jawabannya sederhana saja. Senat itukan harus ada Dekan. Sekarang UMRAH masalahnya tidak punya Dekan Ekonomi. Jadi, gimana bisa dilantik.

“Kenapa ini bisa terjadi, karena belum ada lagi keputusan dari kawan-kawan Ekonomi untuk memilih dekannya. Karena saya memberikan kesempatan kepada mereka. Sama halnya seperti Wakil Rektor, itu bukan saya yang memilih, tapi itu pilihan Fakultas, saya sebagai Rektor hanya menyetujui saja,” pungkasnya.

Said Haris : Rektor UMRAH dan Kroni-Kroninya Sebaiknya Mundur

Said Haris Yacob (Foto : Dedi Yanto)
Said Haris Yacob (Foto : Dedi Yanto)

Sebelumnya diberitakan, Tokoh masyarakat Zuriat Kerajaan Riau Lingga dan sebagai Dewan Pembina Hulu Balang Kepri, Said Haris Yacob, menilai Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) sangat memprihatinkan semenjak kepemimpinan Syafsir Akhlus menjadi Rektor.

“Semakin hari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) sangat memprihatinkan dengan kepemimpinan Syafsir Akhlus, dikarenakan banyak dari proyek untuk memfasilitasi mahasiswa tidak berjalan,” ujar Said Haris.

Selain itu, dikatakannya juga, untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) di UMRAH kenapa harus dibedakan sampai dengan 5 kelas, seperti kelas I sebesar Rp. 500 ribu, Kelas II sebesar Rp. 1.400.000, Kelas III sebesar Rp 2.400.000, Kelas IV sebesar Rp. 3.200.000 dan Kelas V sebesar Rp. 4.500.000. Itu semua ditetapkan oleh Rektor.

“Kenapa harus ada diperbedakan, seharusnya untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) itu tidak ada yang dibedakan dong,” katanya.

Ditambah lagi, dengan Wakil Rektor yang dipilihnya, hanya dengan pangkatnya 3C dan 3D saja yang notabene hanya pendidikan S2. Bagai mana mutu dunia pendidikan di Kepulauan Riau ini bisa meningkat.

“Seharusnya Rektor harus melihat itu semua, dan sudah seharusnya Wakil Rektor itu pangkatnya 4A dengan pendidikan S3. Agar bisa meningkatkan mutu pendidikan perguruan tinggi di Kepri ini,” ucapnya.

Dan sebentar lagi, dilanjutkan Said Haris, anak-anak kita akan melaksanakan wisuda. Namun sampai saat ini, anggota Senat pun belum juga di bentuk dan di lantik. Padahal, Senat itu badan normatif tertinggi di Universitas, yang perannya sangat penting untuk pengawasan. Jadi setiap Universitas tidak boleh tidak ada Senat.

“Apakah Rektor mau bekerja sendiri tanpa adanya pengawasan, jadi bisa bebas berbuat semaunya. Sebaiknya Rektor UMRAH dan Kroni-Kroninya mundur dari jabatannya sebelum dimundurkan,” tegas Said Aris. (SK-RA)

 

banner 200x200
Follow