TANJUNGPINANG (SK) — Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dimiliki oleh Yayasan PGRI Kota Tanjungpinang yang berada di Jalan Kijang Lama, semakin mengkhawatirkan, kondisi ini dilihat dari sepinya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMA PGRI tersebut.
Padahal kondisi bangunan dan ruang belajar di SMA PGRI terbilang masih cukup layak, namun sayang banyak terdapat ruang-ruang yang kosong tanpa aktifitas pembelajaran.
Meskipun perhatian pemerintah telah diberikan pada pembangunan sekolah dan pengadaan alat-alat belajar, namun sepinya siswa yang bersekolah di SMA PGRI masih terlihat begitu jelas.
Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala SMA PGRI Tanjungpinang, Linda Puspa, yang sangat mengharapkan Ketua PGRI dan Pemerintah dapat segera merumuskan masalah dan mengembalikan ketenaran SMA PGRI yang dahulu, sempat menjadi sekolah paling berjasa dimasanya.
“Kita memang namanya sekolah mengharapkan siswa itu yang banyak dan terbaik, seperti sekolah-sekolah negeri. Tetapi kenyataannya, semenjak adanya sekolah negeri dibuka, kita mulai merosot. Tapi walaupun merosot satu dua murid sebagai pendidik tetap diajar dan tetap diterima, terkait bantuan sekolah (BOS ) tetap dimanfaatkan. Di SMA PGRI ini, cuma ada jurusan IPS aja dengan jumlah murid kelas 10 ada 23, dan kelas 11 ada 3, kelas 12 ada 10 siswa, dan sangat terbatas,” ungkap Linda, Senin, (11/01/2016).
Untuk bantuan pemerintah, sambung Linda, di SMA PGRI ini, Cuma ada bantuan dari Dinas Pendidikan Provinsi, sedangkan dari Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang belum ada.
“Dulu Sekolah PGRI ini pernah ingin diambil oleh Pemko, tanah kita mau dijadikan apa, tapi tetap dipertahankan dengan Ketua Yayasan kala itu Pak Hasyim, karena ini sekolah guru,” ungkapnya lagi.
Untuk tenaga pengajar di SMA PGRI, lanjut Linda, ada 3 orang guru, dari PTT Provinsi ada 3 dan 6 orang dari honor Komite.
Linda Juga Berharap SMA PGRI ini akan bisa banyak siswanya dan sekolahnya bisa menjadi terbaik seperti sekolah-sekolah yang lain.
“Meski Siswanya ada dua atau tiga orang, bagaimana berat kasusnya, siswa tetap akan kita dibina, meski kadang juga merasa sedih dengan jumlah dan keadaan siswa SMA PGRI,” tandasnya. (SK-EA)