Untuk : Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang.
Kepada: Yth, Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang
Hari ini Senin tanggal 1 Juni 2015, saya ke Puskesmas Kampung Bugis guna membuat surat kesehatan. Surat tersebut saya buat sebab saya ingin mengikuti tes lowongan kerja. Jujur saya sangat nyaman atas pelayanan para pegawai-pegawai di dalam sana. Mereka selain cantik juga ramah-ramah semua.
Namun ketika surat siap, ada hal yang menggelitik hati saya. Diantaranya ketika saya disuruh oleh pegawai Puskesmas menuju ke Ruang Apotek. Dalam benak saya bertanya-tanya, kenapa harus ke Ruang Apotek? Saya kan nggak sakit? Kan saya nggak beli obat? Orang cuman ambil surat saja kok? Iyakan?
Kemudian saya buang pertanyaan yang berhamburan dihati saya. Saya melangkah saja dengan tenang ke sana. Lalu saya diberikan secarik surat oleh kasir yang berada di Ruang Apotek sana.
“Alhamdulillah dapat juga,” ucap saya dalam hati.
“Dek, suratnya Rp. 17.000!?,” pegawai tersebut meminta.
“Apaaaa?,” tanya saya heran.
“Suratnya Rp. 17.000,” ujar pegawai tersebut ramahnya hilang matanya tajam.
Kemudian saya tersenyum padanya, lalu saya sodorkan saja uang Rp. 20.000 saya.
“Ini, Bu,” ujar saya tersenyum.
“Terimakasih,” ucap pegawai tersebut seraya menyerahkan kembalian uang saya.
Saya pun beranjak pulang dengan hati gamang. Benarkah bikin surat semahal itu? Padahal surat itu hanya selembar saja! Kalau memang kertas sekarang mahal, kan uang kertas itu dari pemerintah juga? Kalau macam gini caranya, mudahan KPK mengusutnya, aamiin. Hahahaha.
Korban,
Hardi
Sumber : Facebook
https://www.facebook.com/silva.xavi/posts/775082555946061?comment_id=775627469224903¬if_t=like