TANJUNG PINANG – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, terus memperkuat komitmennya untuk menjadikan Pulau Penyengat sebagai ikon wisata budaya dan sejarah di Provinsi Kepulauan Riau.
Dalam rapat bersama Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kepri, Ansar memaparkan tiga fokus utama penataan yang akan digesa melalui APBN 2025, yaitu:
1. Peningkatan dan Penanganan Ruas Jalan
Gubernur Ansar menegaskan bahwa penyelesaian beberapa ruas jalan strategis di Pulau Penyengat menjadi prioritas utama.
Ruas yang perlu ditangani termasuk jalan menuju Makam Raja Haji Fisabilillah dan jalan lama menuju Balai Adat.
“Kita harus memastikan semua wilayah dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat dan wisatawan. Penyelesaian jalan lebih mendesak daripada penataan Benteng Bukit Kursi untuk saat ini,” ujar Ansar.
Perbaikan ini akan meningkatkan integrasi antarwilayah di Pulau Penyengat, mempermudah mobilitas warga dan pengunjung, sekaligus mendukung pariwisata.
2. Penataan Plaza Penyambut (Welcoming Area)
Area di depan Masjid Raya Sultan Riau akan diubah menjadi Plaza Penyambut yang multifungsi. Rencana ini mencakup pembangunan:
- Tribun pengunjung,
- Pohon peneduh,
- Toilet umum,
- Toko souvenir, dan
- Parkir Bentrik (Becak Motor Listrik).
“Panggung eksisting akan digeser ke belakang, memanfaatkan lahan hibah yang tersedia untuk parkir dan stasiun pengisian daya Bentrik,” tambah Ansar.
Penataan ini bertujuan menjadikan area tersebut sebagai titik awal pengalaman wisata yang nyaman dan modern di Pulau Penyengat.
3. Revitalisasi Balai Adat
Balai Adat Pulau Penyengat akan dikembangkan menjadi pusat kegiatan budaya dan destinasi utama wisatawan. Revitalisasi mencakup:
- Sungken tribun untuk pengunjung,
- Panggung dengan latar belakang Balai Adat,
- Penataan perigi dan fasilitas pendukung lainnya,
- Area toko souvenir untuk mendukung UMKM lokal.
Ansar menyebut Balai Adat sebagai “final destination” yang harus memberikan kesan mendalam bagi pengunjung.
Ansar meminta seluruh OPD dan pihak terkait memastikan kelengkapan dokumen administrasi agar proyek ini berjalan tanpa hambatan.
“Sayang sekali kalau program gagal hanya karena kurang koordinasi atau dokumen yang belum siap,” tegasnya.
Kepala BPPW Kepri, Fasri Bachmid, optimis proyek ini dapat diakomodir melalui APBN 2025, dan berkomitmen memprioritaskan peningkatan akses jalan sesuai arahan Gubernur Ansar.
Pulau Penyengat tidak hanya menjadi simbol budaya Melayu, tetapi juga ikon wisata berkelas internasional yang memadukan sejarah, budaya, dan modernitas. ***