BATAMHEADLINEHUKRIMPOLRI

Tiga Karyawan PT MEG Luka-Luka Serius Akibat Konflik dengan Warga Rempang

×

Tiga Karyawan PT MEG Luka-Luka Serius Akibat Konflik dengan Warga Rempang

Sebarkan artikel ini
Karyawan PT Makmur Elok Graha (MEG) saat dirawat di rumah sakit. (Foto : Ist)

BATAM — Tiga karyawan PT Makmur Elok Graha (MEG) mengalami luka-luka serius akibat bentrokan yang terjadi antara warga Rempang Batam dan pihak perusahaan. Bentrokan tersebut terjadi pada Rabu (18/9/2024), saat sekira 50 warga mendatangi lahan yang dikelola oleh PT MEG dan meminta karyawan untuk meninggalkan lokasi. Ketegangan meningkat hingga berujung pada aksi kekerasan.

Direktur Utama PT MEG, Nuraini Setiawati, menjelaskan bahwa para karyawan mereka terpaksa membela diri setelah diserang oleh warga. “Konflik ini dimulai ketika puluhan warga mendatangi lahan yang kami kelola dan memaksa kami untuk pergi. Kami menolak permintaan itu karena merasa warga yang datang bukanlah pihak yang berhak atas lahan tersebut,” ungkap Nuraini.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Situasi semakin memanas ketika jumlah warga terus bertambah hingga lebih dari 50 orang, beberapa di antaranya mulai bertindak anarkistis dengan membawa kayu. Nuraini menambahkan bahwa dalam aksi tersebut, tiga karyawan PT MEG mengalami cedera serius. “Hardin mengalami luka dalam dan retak pada rahang, Afrizal menderita luka parah di bawah mata hingga penglihatannya terganggu, dan Franklin mengalami luka di kepala akibat benturan benda keras,” jelasnya.

Berdasarkan foto yang beredar, Franklin tampak mengalami luka terbuka di bagian kepala, sementara Afrizal menderita luka cukup besar di sekitar mata. Ketiganya telah menerima perawatan intensif di rumah sakit selama tiga hari untuk memulihkan kondisi mereka.

Sementara itu, Kapolsek Galang IPTU Alex Yasral menuturkan bahwa konflik ini dipicu oleh adanya provokasi dari oknum masyarakat yang memberikan informasi yang salah kepada warga Rempang. “Ada oknum yang menyebarkan informasi bahwa PT MEG bertindak sewenang-wenang, padahal Badan Pengusahaan (BP) Batam sudah menyerahkan hak pengelolaan lahan ini kepada PT MEG,” jelas Alex.

Menurutnya, warga merasa memiliki hak atas lahan tersebut setelah menerima janji dari oknum yang mengaku akan menghibahkan lahan kepada mereka. “Ini yang memicu ketegangan dan menyebabkan bentrokan terjadi,” tambah Alex.

Polisi saat ini tengah mendalami siapa pihak yang menyebarkan informasi provokatif tersebut dan terus berusaha mengembalikan situasi agar tetap kondusif. “Kami masih memburu pelaku yang memancing ketegangan ini dan berharap warga tidak mudah terpengaruh oleh berita hoaks yang beredar,” tegas Alex.

Di sisi lain, Nuraini juga menekankan bahwa PT MEG mendapat mandat dari BP Batam untuk mengelola lahan di Pulau Rempang, termasuk untuk kegiatan ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat setempat. PT MEG berharap konflik ini dapat segera diselesaikan melalui jalur hukum yang telah ditempuh oleh kedua belah pihak.

Selain karyawan PT MEG, salah satu warga bernama Nek Awe alias Hawa juga mengalami cedera dalam insiden tersebut. Namun, Nuraini menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap warga dan hanya berusaha mempertahankan diri dari serangan warga.

Saat ini, baik warga maupun PT MEG sedang menempuh jalur hukum terkait sengketa lahan dan insiden kekerasan yang terjadi. ***

banner 200x200
Follow