LINGGA (SK) — Pimpinan Satgas Percepatan Cetak Sawah TNI AD, Brigjen FX Bangun P, datangkan dua orang ahli pertanian organik, untuk pendamping program cetak sawah TNI AD di Kabupaten Lingga.
“Ini merupakan janji saya kepada Bupati Lingga, yang mengharapkan saya menempatkan tenaga pendamping untuk menjamin keberhasilan program cetak sawah ini. Kalau sudah berjanji, harus dipenuhi,” ungkap Brigjen FX Bangun P, ketika ekspose konsep pertanian organik, di ruang rapat kantor Bappeda Lingga, kemarin sore.
Menurut, FX Bangun P, perwira tinggi TNI berpangkat bintang satu itu, tenaga pendamping yang didatangkan ke Lingga, adalah pakar-pakar ilmu Pertanian yang kemampuannya telah teruji dan tidak diragukan lagi, khususnya pertanian jenis organik. Kedua pendamping tersebut, yakni Richard dari perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi pertanian Indonesia, PT. Tunas Benih Jaya, dan I Gusti Made Kabau, yang merupakan seorang ahli rekayasa genetika tanaman dan penyedia bibit unggul, lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Sudah tentu keduanya sangat dibutuhkan untuk Lingga. Harapan kami, sama dengan harapan daerah ini dan Negara Indonesia pada umumnya, bahwa kedepannya Kepri bisa menjadi daerah swasembada pangan dan mampu ekspor pangan,” terangnya.
Khusus untuk program percetakan sawah di Kabupaten Lingga, dirinya menaruh perhatian yang serius, karena daerah ini selain menjadi misi Menteri Pertanian RI untuk menyerang balik kegiatan impor pangan daerah perbatasan, dirinya juga terpanggil untuk berbuat lebih, karena menyaksikan semangat Lingga yang berkeingin maju melalui program ini.
“Saya biasanya jika turun ke satu daerah hanya cukup meninjau lokasi untuk pencetakan sawah, kemudian pulang. Namun, tidak untuk Lingga,” paparnya.
Dengan keahlian kedua pendamping tersebut, katanya lagi, Lingga akan ditata menjadi sebuah Daerah yang menerapkan konsep Pertanian berbasis teknologi modern. Dimana, semua kegiatan pertaniannya full mekanisasi.
“Dengan adanya kedua pendamping, kita menginginkan Lingga menjadi daerah percetakan sawah yang berbasis teknologi medern,” ucapnya.
Ditempat yang sama, salah seorang pendamping program percetakan sawah organik Lingga, I Gusti Made Kabau, menuturkan, gambaran dari penerapan pertanian organik di Lingga tersebut, akan seperti di Akita Jepang. Dimana, konsep cetaknya tersebut satu petak berukuran 10-50 Hektare. Hal ini gunanya, untuk mempermudah penerapan pola full mekanisasi. Pola pertanian organik modern yang diterapkan, sangat tepat untuk Lingga, karena didukung kontur lahan landai dan masih perawan.
“Jepang, untuk membuat sawah mereka harus menimbun danau. Sementara, kita disini tidak perlu repot, kebutuhan akan air sangat memadai dan berada di perbukitan, tinggal dimanajemen saja,” sebutnya.
Dengan dukungan semua pihak, I Gusti made Kabau, meyakini Lingga akan lahir menjadi Daerah Pertanian baru, yang nantinya akan menjadi cotoh pertanian modern bagi daerah-daerah lainnya.
“Jika Pemerintah dan semua elemen mendukung, kita yakin Lingga akan menjadi daerah pertanian baru, dan akan menjadi cotoh pertanian modern bagi daerah lain,” unggahnya. (SK-Pus)