BATAMHEADLINE

KPPU Selidiki Dugaan Persaingan Tidak Sehat, Gubernur Ansar Tekan Tarif Kapal Ferry Batam-Singapura

×

KPPU Selidiki Dugaan Persaingan Tidak Sehat, Gubernur Ansar Tekan Tarif Kapal Ferry Batam-Singapura

Sebarkan artikel ini
KPPU Selidiki Dugaan Persaingan Tidak Sehat terkait Tarif Kapal Ferry Batam-Singapura. (Foto : Ist)

BATAM – Mahalnya tarif tiket kapal ferry rute Batam-Singapura terus menjadi sorotan publik. Keluhan ini sudah berlangsung lama, dan diduga penyebabnya adalah praktik persaingan tidak sehat di antara penyedia layanan ferry.

Kepala Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I Medan, Ridho Pamungkas, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan dan pengumpulan data lapangan terkait harga tiket ferry yang tinggi. Selain itu, KPPU juga berkolaborasi dengan otoritas persaingan usaha di Singapura untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Menurut Ridho, hasil diskusi dengan Komisi Persaingan Usaha Singapura (CCCS) menunjukkan bahwa telah dilakukan penyelidikan formal terhadap layanan kapal penumpang rute Batam-Singapura. CCCS menemukan adanya dugaan pertukaran informasi harga yang sensitif dan rahasia antara dua operator ferry, yakni Batam Fast Ferry Pte Ltd dan Penguin Ferry Services Pte Ltd.

“Kedua operator ini terbukti melakukan tindakan anti-persaingan dengan bertukar informasi harga yang rahasia, khususnya untuk penjualan tiket kepada klien korporat dan agen perjalanan. Tujuannya jelas, untuk membatasi persaingan dan menjaga harga tetap tinggi,” jelas Ridho, Senin (23/9/2024).

Terkait evaluasi kebijakan tarif ferry Batam-Singapura, Ridho menambahkan bahwa kajian dari direktorat kebijakan persaingan sudah selesai dilakukan dan hasilnya akan segera disampaikan.

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, merespon cepat tuntutan masyarakat, baik wisatawan domestik maupun mancanegara, untuk menurunkan tarif tiket ferry Batam-Singapura. Ansar bahkan mengundang perwakilan manajemen operator ferry seperti Sindo, Batam Fast, dan Majestic dalam pertemuan khusus di Batam pada Minggu (22/9/2024).

Gubernur Ansar menegaskan bahwa pemerintah memahami keinginan banyak pihak agar tarif ferry dapat kembali turun setelah mengalami kenaikan signifikan sejak pandemi Covid-19. “Sebelum pandemi, tarif PP berkisar di angka Rp480 ribu, namun saat ini melonjak menjadi Rp760 ribu. Kenaikan ini sudah berlangsung selama dua tahun lebih, dan banyak yang mengeluhkan hal ini,” ujar Ansar.

Untuk menindaklanjuti keluhan tersebut, Gubernur Ansar mendorong dibentuknya tim survei yang akan melakukan kajian langsung di lapangan guna meneliti penyebab tingginya tarif ferry pasca-pandemi. Salah satu faktor yang teridentifikasi adalah kenaikan seaports tax di pelabuhan Singapura dan Batam, yang awalnya Rp65 ribu naik menjadi Rp100 ribu.

“Faktor lain seperti biaya bahan bakar, suku cadang, dan biaya agen pelayaran di Batam dan Singapura tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan. Jika faktor-faktor tersebut tidak mengalami peningkatan, maka diharapkan tarif ferry bisa diturunkan,” imbuhnya.

Ansar berharap dengan penurunan tarif tiket ferry, jumlah penumpang akan kembali meningkat, dan secara otomatis mendongkrak tingkat okupansi serta kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepulauan Riau.

Dengan tarif yang lebih terjangkau, pemerintah optimis sektor pariwisata dan ekonomi lokal akan kembali bergairah. ***

banner 200x200
Follow