BATAM – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, menegaskan bahwa Kepri kini tengah bertransformasi menjadi Permata Biru Ekonomi di Gerbang Utara Indonesia. Hal itu disampaikan Ansar saat menghadiri Pertemuan Regional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) se-Sumatera di Swiss-Belhotel Harbourbay, Batam, Sabtu (20/9/2025).
Menurut Ansar, posisi strategis Kepri di jalur perdagangan internasional menjadikan provinsi ini memiliki potensi ekonomi maritim yang luar biasa.
Dengan pengelolaan yang tepat dan dukungan pemerintah pusat, Kepri diyakini akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah barat Indonesia.
“Transformasi ekonomi Kepri telah diarahkan pada tema Permata Biru Ekonomi di Gerbang Utara Indonesia, dengan indikator ekonomi dan sosial yang terus menunjukkan capaian positif,” ujar Ansar di hadapan peserta pertemuan Kahmi se-Sumatera.
Ansar menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan II tahun 2025 mencapai 7,14 persen (year-on-year), menempati posisi ketiga nasional setelah Maluku Utara dan Sulawesi Tengah, serta tertinggi di Pulau Sumatera.
Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kepri juga berada di peringkat ketiga nasional setelah DKI Jakarta dan Yogyakarta. Rata-rata lama sekolah di Kepri mencapai 11,6 tahun, tertinggi kedua setelah DKI Jakarta.
“Angka-angka ini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan di Kepri bergerak ke arah yang benar, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, maupun kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Ansar menjelaskan, Kepri memiliki 2.028 pulau, dengan 98 persen wilayahnya berupa lautan dan hanya 2 persen daratan. Dari jumlah itu, 394 pulau berpenghuni, sementara 22 pulau berbatasan langsung dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja.
“Kepri ini merupakan salah satu terasnya negara karena letaknya yang sangat strategis. Berada di jalur Selat Malaka sebagai choke point penting dunia, Kepri adalah lumbung ekonomi yang bisa memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini,” jelas Ansar.
Gubernur juga menyoroti berbagai dukungan dari pemerintah pusat, seperti penetapan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (FTZ) di Batam, Bintan, dan Karimun, serta enam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam, Lingga, dan Bintan yang memperkuat fondasi ekonomi daerah.
Ansar menyebut, Pertemuan Kahmi se-Sumatera menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi antar daerah dan mempercepat pemerataan pembangunan.
“Insyaallah, Kahmi akan terus memberikan kontribusi besar dengan ide dan gagasan penting untuk memajukan Kepri bersama provinsi lain di Sumatera. Forum seperti ini sangat strategis dalam memperkuat sinergi antar daerah menuju Indonesia maju,” ujar Ansar.
Pertemuan yang mengusung tema “Konsolidasi Kahmi untuk Indonesia Maju” itu juga dihadiri Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda, Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi’i, serta sejumlah kepala daerah se-Sumatera.
Ansar menutup sambutannya dengan harapan agar kegiatan Kahmi membawa manfaat dan keberkahan bagi seluruh peserta serta semakin memperkokoh semangat kolaborasi membangun Indonesia dari wilayah Sumatera.
“Kepri akan terus berupaya menjaga posisinya sebagai gerbang utara dan motor ekonomi biru bangsa. Kita ingin daerah ini benar-benar menjadi permata di antara kepulauan Indonesia,” pungkasnya. ***