BATAM — Kapolsek Sungai Beduk, IPTU Fikri Rahmadi, mendapatkan kritikan keras dari warga masyarakat, khususnya dari anggota Persatuan Wartawan Online (PWO). Kritik ini muncul setelah beberapa kali Kapolsek Fikri tidak bersedia mengangkat ponselnya saat hendak dikonfirmasi terkait beberapa kasus penting di wilayah hukumnya.
Kapolsek Fikri dinilai tidak proaktif, terutama ketika warga masyarakat dan pekerja media mencoba menghubunginya. Salah satu insiden yang menyoroti hal ini adalah ketika terjadi pembunuhan di Komplek Ruko Nusa Jaya, Blok E nomor 3 A pada Rabu (3/7/2024). Kantor Kapolsek Fikri tidak jauh dari lokasi kejadian, namun saat dikonfirmasi terkait situasi terkini di malam hari tersebut, Kapolsek Fikri tidak mengangkat ponselnya.
Kasus-kasus Lainnya
Selain pembunuhan tersebut, Kapolsek Fikri juga tidak merespons panggilan terkait kasus seorang paman yang menghamili ponakannya yang masih duduk di bangku sekolah dasar hingga hamil tujuh bulan. Ketika dikonfirmasi tentang dugaan peredaran narkoba di wilayah hukumnya, Kapolsek Fikri juga tidak memberikan tanggapan.
Humas PWO, Arif Bangun, menyatakan kekecewaannya terhadap sikap Kapolsek Fikri yang dinilai tidak menjalin hubungan yang baik dengan media.
“Alangkah indahnya dunia, saat para penegak hukum bisa bermitra secara baik dengan para awak media, bisa menjalin hubungan secara terbuka dengan para wartawan atau bisa berkenal secara baik dengan para kuli tinta atau bisa berkomunikasi secara aman dan nyaman dengan para penulis,” ujar Arif Bangun didampingi Sekretaris PWO, Jonner Sirait, Sabtu (6/7/2024).
Humas PWO berharap adanya perbaikan komunikasi dan kemitraan antara penegak hukum dan media. Ia menekankan pentingnya kerjasama yang baik untuk menjaga transparansi dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat.
“Diharapkan ada langkah konkret dari pihak kepolisian untuk memperbaiki komunikasi dan meningkatkan kerjasama dengan media demi kepentingan publik,” pungkas Arif Bangun. ***
(Darsih)